MAKASSAR, MATANUSANTARA –Ketus Panitia Pengelola Pasar Malam Pelabuhan Paotere angkat bicara terkait berita viral yang diduga oknum panitia lakukan pelecehan terhadap 2 orang remaja dan 1 orang ibu rumah tangga (IRT) didalam wahana rumah hantu pada hari Minggu 16 Juni 2024.
“Jadi perlu kita ketahui, didalam kawasan pasar malam ini ada dua, oknum panitia pengelola dan oknum pengelola wahana, jadi terkait dugaan pelecehan itu oknum panitia tidak pernah masuk kedalam wahana” ujar Cally saat ditemui di lokasih pasar malam Paotere, Jumat (20/06/2024)
Bravo!! Polres Pelabuhan Makassar dan Polsek Paotere Atensikan LP Korban Pelecehan di Pasar Malam
Cally yang diketahui juga Ketua KNPI Ujung Tanah, menjelaskan bahwa dirinya pada saat kejadian tidak berada didalam lokasi pasar malam.
“Pada malam kejadian saya juga tidak ada, setelah saya di informasikan peristiwa itu, menurut informasi anggota saya, korban di arah kan melapor ke Polsek, namun tidak lama kemudian mereka kembali dan pada saat itu, semua oknum yang menjaga dibariskan namun korban tidak tau” jelasnya.
Lebih lanjut kata Cally, khusus wahana rumah hantu ada 8 orang yang bertugas dengan rincian, 4 orang operator yang berjaga didepan, 1 orang bertugas sebagai pengantar dan 3 orang yang bertugas sebagai hantu
“Saya sebagai penanggungjawab kegiatan turut mendorong pihak Polres Pelabuhan untuk melakukan penyelidikan atas laporan ketiga korban, apalagi saya juga sudah dihubungi oleh pak Kanit untuk menghadapkan kordinator dan para pengelola yang bertugas di wahana Pasar malam” jelas Cally
Diketahui ketiga korban pelecehan berinisial M (22), F (23) dan korban dibawa umur insial R (15) dan saat ini sudah melakukan pelaporan ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pelabuhan Makassar yang teregister dengan nomor Lp/b/186/vi/2024/spkt/polres Pelabuhan Makasar/Polda Sulawesi Selatan/tangga 19 Juni 2024.
“Kemarin saya didatangi anggota Polsek Paotere dan diarahkan melapor, pada saat itu saya lansung dampingi ketiga korban ke kantor Polsek Paotere untuk dimintai keterangan, setelah itu kami lagi diarahkan ke Polres Pelabuhan untuk melapor buat sudah” kata Halija saat ditemui di kediamannya pada hari Rabu (19/06/2024)
Laporan tersebut dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Pelabuhan Makassar, membenarkan adanya laporan warga yang diduga di lecehkan oleh oknum panitia pasar malam Paotere.
“Betul, laporannya sudah kami terima, kemarin itu sebelum korban melapor, anggota Polsek Paotere mendatangi rumah korban untuk segera melapor jika merasa dilecehkan dan dirugikan” jelas Iptu Hasrul melalui via telfon WhatsApp, Kamis (20/06)
Ke 3 Korban Pelecehan di Wahana Pasar Malam Paotere di Arahkan Melapor di Polres Pelabuhan Makassar
Iptu Hasrul juga menjelaskan, laporan warga tersebut saat ini sudah dalam penyelidikan anggota Polsek Paotere.
“Sebelum korban laporan ke kantor, tim anggota Polsek Paotere sudah melakukan penyelidikan, laporan ini, kami sisa tunggu arahan pimpinan dan tandatangannya, nanti kami akan informasikan selanjutnya” tegasnya
Sebelumnya diberitakan tiga remaja inisial N (22), F (22) dan R dibawa umur (15) diduga menjadi korban pelecahan saat berkunjung didalam wahana rumah hantu Pasar Malam Pelabuhan Makassar pada hari Minggu 16 Juni 2024 pukul 23.00 WITA dan pihak keluarganya berencana akan melakukan pelaporan ke Mapolres Pelabuhan Makassar.
Aksi tak senonoh itu di ungkapkan oleh Halija keluarga korban setelah mengetahui peristiwa tersebut keponakannya menjadi korban pelecehan yang diduga dilakukan oleh oknum panitia wahana rumah hantu pasar malam yang terletak di Jalan Sabutung Baru, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
“Saya juga baru tahu peristiwa ini, setelah mendengar cerita Enhy, pada malam itu ada tiga (3) orang yang menjadi korban pelecehan yang diduga dilakukan oleh oknum panitia yang bertugas ditempat wahana rumah hantu pada malam takbiran kemarin” ujar Halija yang ditemui dikediamannya yang beralamat Jalan Tinumbu Dalam, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Selasa (18/06/2024)
Halija selaku keluarga dari ketiga korban menegaskan dirinya akan membuat laporan polisi terkait aksi pelecehan yang diduga dilakukan oleh oknum. Panitia yang bertugas di wahana rumah hantu.
“Insah Allah setelah saya balik siarah kubur di Segeri, kami akan adukan atau laporkan ke Polres Pelabuhan atas aksi pelecehan yang diterima oleh ketiga keluarga saya” tegasnya
Penjelasan Ketiga Korban
Korban pertama inisial N (22) seorang ibu rumah tangga (IRT) menjelaskan pada malam ketika area dadanya diremas oleh oknum panitia, ketika malam itu dirinya mengunjungi wahana pasar malam bersama dengan rombongan sekitar 10 orang,
“Saat itu sewaktu saya masuk di rumah hantu, saya dilecehkan dengan cara diremas oleh orang yang tidak dikenal lantaran situasi didalam rumah hantu sangat gelap gulita, malam itu bukan saja saya yang dilecehkan namun ada dua orang kemanakan dan sepupu saya ikut dilecehkan” ujar N kepada awak media.
Korban kedua inisial F (23) korban yang ikut dilecehkan, sepupu dari N, senada dengan korban pertama bahwa ketika dirinya juga dilecehkan dengan cara di rabah dibagian area dadanya.
“Kalau saya malam itu, saya di rabah-rabah dan di remas dibagian area dada ku” ujarnya
Berbeda dengan korban ketiga yang masih berumur 15 tahun yang berinisial R mengatakan dirinya dilecehkan dengan cara tangannya masuk kedalam bajunya.
Oknum Panitia Pasar Malam Paotere Akan di Polisikan Oleh Keluarga ke 3 Wanita Korban Pelecehan
“Itu tangannya awalnya pinggang saya dipegang, saya kira teman ku ji, saya baru tahu ketika itu tangan mulai memegang perut saya ingin dimasukan kedalam bea saya, baru ka sadar saya dilecehkan” ujarnya
Saksi di TKP
Aksi pelecehan didalam rumah hantu tersebut diduga sudah berulangkali terjadi namun tidak ada yang berani berbicara atau melapor ke pihak kepolisian.
“Malam itu, menurut informasi pengunjung bahwa dirinya juga perna dilecehkan pada saat masuk didalam, ada juga warga setempat yang bermukim daerah pasar malam berkata bahwa aksinya sudah berulang kali namun tidak ada yang berani berbicara dan melapor ke Polisi” ujar salah satu rombongan ketiga korban inisial NM saat bersaksi dihadapan awak media.
Hironisnya, kata saksi inisial AP, suami dari N korban pertama, mengatakan pada malam kejadian saat dirinya mendampingi rombongan ketiga korban, pihak aparat penegak hukum (APH) setempat diduga tidak bertindak
“Lucuhnya malam itu, padahal banyak anggota Polisi yang berjaga namun biar satu orang tidak ada yang datang di lokasih keributan” ungkapnya.