MAKASSAR, MATANUSANTARA –Sengketa tanah antara Muhammad Akbar dan pihak PT Timurama, hingga kini diduga belum ada titik terang. Meski laporan polisi sudah berperoses sejak 5 Juni 2025 dengan nomor register LP/967/VI/2025/SPKT/POLRESTABES MKS/POLDA SULSEL, tentang dugaan terjadinya tindak pidana penyerobotan tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 167 KUHP,
Lahan Akbar yang digunakan masyarakat setempat tanah miliknya untuk dijadikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Aimul Ilmi yang terletak di jalan Deppasawi Dalam, Kelurahan Macini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, merasa haknya dirampas secara paksa oleh oknum yang mengaku sebagai perwakilan PT. Timurama.
Fakta dan Motif Tragedi Berdarah Disamping TK. Alaska, Ternyata Bukan Sengketa Lahan Parkir
Penutupan lokasi diduga dilakukan secara sewenang-wenang, padahal di atas lahan tersebut ada kegiatan pendidikan Al-Qur’an yang diikuti sekitar 70 santri.
“Ini bukan cuma persoalan tanah, tapi ada pendidikan keagamaan yang ikut dikorbankan. Kami sudah laporkan penyerobotan dan pengrusakan ini ke Polrestabes Makassar” kata Akbar dengan nada tegas kepada media, Jumat (01/08/2025)
Lagi Viral !!! Palopo Digegerkan Pengakuan Ketua HIPMI dan Bantahan Kajari, Siapakah Yang Benar!?
Ditempat yang sama, Zulkifli, yang juga Ketua GP Ansor, Kec. Tamalate, menyebut ada 4 orang yang dilaporkan, yakni berinisial JL, RT, NS, dan DS. Ia menegaskan bahwa bukti-bukti sudah cukup jelas.
Ia juga mendesak Polrestabes Makassar untuk segera menindaklanjuti laporan yang sudah dibuat. Ia meminta agar status perkara segera dinaikkan dari penyelidikan ke penyidikan.
Budiman Pemilik Lahan Ungkap Proses Hukum Yang Ditangani Polsek Moncongloe dan Polres Maros
“Sudah terlalu lama. Bukti sudah ada. Jangan sampai masyarakat menganggap polisi hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. Sudah saatnya aparat menunjukkan interigitsnya dan menonjolkan keberpihakannya kepada rakyat kecil yang haknya dirampas” tegas Zulkifli
Warga Luwu Blokade Jalan Para Penambang PT. Masmindo, Begini Alasannya
Ditempat yang sama, Supriadi selaku pengelola TPQ Aimul Ilmi juga buka suara. Ia mengatakan perjuangannya bukan semata-mata soal tanah, tapi soal masa depan anak-anak santri yang bisa menjadi investasi untuk kedua orangtuanya.
“Ini tempat anak-anak belajar Al-Qur’an. Kami minta keadilan ditegakkan. Jangan sampai konflik ini semakin memanas dan yang berpotensi bisa menimbulkan korban jiwa. Apa lagi saat ini pihak Timurama sudah beberapa kali kirim orang yang mengaku diberi kuasa, tapi justru membuat warga resah,” ujarnya.
Dari Media Online ke Meja Polisi: Kisah Advokat Muda yang ‘Kebablasan’
Lanjut kata Zulkifli “Kami minta penyidik tidak lamban. Segera naikkan kasus ini ke tahap penyidikan, tetapkan tersangka, dan usut tuntas siapa yang bermain di belakang kasus ini. Jangan tunggu situasi makin liar dan menimbulkan kekacauan lebih besar,” tutupnya.
(Daeng Talli/Andi. S)