Wali Kota Sabang Guncang Forum DPR RI, Usul Legalisasi Ganja di Aceh
BANDA ACEH, MATANUSANTARA — Pernyataan mengejutkan datang dari Wali Kota Sabang, Zulkifli Adam, yang akrab disapa Teungku Agam, saat menghadiri pertemuan Badan Legislasi (Baleg) DPR RI bersama jajaran Forkopimda dan Pemerintah Aceh di Anjong Mon Mata, Selasa (21/10/2025).
Dalam forum resmi tersebut, Teungku Agam secara terbuka mengusulkan legalisasi ganja untuk kepentingan medis (medical cannabis) sebagai alternatif sumber ekonomi baru bagi Aceh setelah berakhirnya masa Dana Otonomi Khusus (Otsus) pada tahun 2027 mendatang.
Teuku Akbar Siap Rebut Kursi Ketua PDIP Aceh, Targetkan 2029
“Ini bukan untuk dikonsumsi bebas dan terbuka, namun semata-mata diproduksi untuk medical atau medis,” ujar Teungku Agam disambut decak kagum para peserta.
Menurut Wali Kota Sabang dua periode tersebut, Aceh membutuhkan sumber pendapatan baru yang realistis dan berbasis pada potensi alam yang sudah lama ada namun selama ini dilarang pemanfaatannya.
“Kalau dikelola secara benar dan sesuai peruntukan medis, ganja bisa menjadi komoditas unggulan dunia dan menopang PAD (Pendapatan Asli Daerah) Aceh,” ucapnya.
Ia mencontohkan Thailand, negara di Asia Tenggara yang telah lebih dulu melegalkan ganja untuk tujuan medis dan industri.
Daftar Lengkap RUU Disetujui DPR RI, Babak Baru Reformasi Hukum dan Keadilan Sosial Dimulai
“Di Thailand, harga ganja bisa mencapai Rp30 juta per kilogram. Kalau di sini dijual Rp15 juta saja, pasti laku keras,” ujar Teungku Agam yang disambut senyum para hadirin.
Pernyataan tersebut sontak menjadi sorotan utama forum dan memicu diskusi hangat antara anggota Baleg DPR RI dan pejabat Aceh yang hadir.
Daftar Lengkap RUU Disetujui DPR RI, Babak Baru Reformasi Hukum dan Keadilan Sosial Dimulai
Usulan Wali Kota Sabang ini dinilai berani dan kontroversial, mengingat ganja masih dikategorikan sebagai narkotika golongan I berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Namun, sejumlah pihak di Aceh sebelumnya juga telah menyuarakan wacana serupa, yakni pemanfaatan ganja untuk kepentingan medis, riset, dan ekonomi di bawah pengawasan ketat pemerintah.
Panas di Kemenkeu! 18 Gubernur Tantang Kebijakan Pusat Soal TKD, Gini Respon Purbaya
Dalam kesempatan yang sama, Teungku Agam juga menyinggung sejarah Pelabuhan Besar Sabang yang pada masa kolonial Belanda merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Asia.
“Dulu, Singapura belum ada apa-apanya dibanding Sabang. Tapi setelah Indonesia merdeka, pelabuhan ini seolah dilupakan,” ucapnya.
Data Lengkap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Kuartal II 2025 di Indonesia
Ia menilai bahwa kebijakan pembangunan Indonesia pasca-kemerdekaan terlalu berpusat di Jawa, sehingga potensi besar Sabang sebagai pintu gerbang barat Indonesia tidak dimaksimalkan.
Editor: Ramli
Sumber: Instagram @seputaran.binjai

Tinggalkan Balasan