14 Tahun Perjuangan Panjang, Timor Leste Akhirnya Diterima Resmi Jadi Anggota ASEAN ke-11
KUALA LUMPUR, MATANUSANTARA — Tangis haru Perdana Menteri Xanana Gusmao pecah di panggung utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Minggu (26/10/2025). Setelah 14 tahun penantian penuh perjuangan diplomatik, Timor Leste akhirnya resmi diterima sebagai anggota penuh ASEAN ke-11.
Deklarasi bersejarah itu ditandatangani langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, selaku Ketua ASEAN, dan disambut gemuruh tepuk tangan dari seluruh delegasi negara anggota.
Bendera Timor Leste yang didominasi merah, hitam, kuning, dan satu bintang putih kini berkibar sejajar dengan 10 negara ASEAN lainnya menandai lahirnya babak baru bagi bangsa muda di Asia Tenggara itu.
“Ini bukan sekadar mimpi yang jadi kenyataan, tetapi penegasan atas perjalanan kami yang ditandai ketangguhan, tekad, dan harapan,” ujar Xanana Gusmao dengan suara bergetar di hadapan para pemimpin ASEAN.
Timor Leste mengajukan permohonan bergabung ke ASEAN pada 4 Maret 2011, tak lama setelah memantapkan stabilitas politik pasca-kemerdekaan dari Indonesia pada 2002.
Namun, permohonan itu sempat tertahan karena berbagai pertimbangan, mulai dari kesiapan ekonomi, kapasitas birokrasi, hingga kemampuan diplomatik negara kecil tersebut untuk mengikuti ritme ASEAN.
Selama lebih dari satu dekade, Timor Leste hanya menjadi observer (pengamat) di berbagai forum ASEAN. Namun, pemerintahan Xanana Gusmao terus melakukan diplomasi intensif, reformasi kebijakan, dan pembangunan infrastruktur agar dapat memenuhi kriteria keanggotaan.
“Sejak 2011, kami telah mempersiapkan diri untuk berintegrasi. Kami belajar, kami berbenah, dan kami tidak menyerah. Kini perjuangan itu membuahkan hasil,” kata Xanana dalam pidatonya.
Bagi rakyat Timor Leste, keanggotaan penuh di ASEAN bukan sekadar prestasi diplomatik — melainkan simbol pengakuan dan kedaulatan sejati setelah puluhan tahun perjuangan.
Momen itu menandai transformasi Timor Leste dari negara pasca-konflik menjadi anggota aktif komunitas regional yang berpengaruh.
“Kami memandang ASEAN sebagai keluarga yang besar. Dengan bergabung, suara rakyat kecil Timor Leste kini punya tempat di meja dunia,” tegas Xanana disambut tepuk tangan panjang para delegasi.
Di ruang Pusat Media Internasional, sorak sorai dan tepuk tangan membahana ketika bendera Timor Leste dinaikkan sejajar bendera ASEAN lainnya. Beberapa delegasi asal Dili terlihat tak kuasa menahan air mata.
“Kita merayakan, tetapi ini bukan akhir. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” kata Francisca Maia, salah satu delegasi Timor Leste, dengan suara bergetar menahan haru.
Dengan diterimanya Timor Leste, ASEAN kini resmi memiliki 11 anggota penuh, memperkuat perannya sebagai kawasan strategis di Asia Tenggara.
Langkah ini juga mencerminkan keberhasilan ASEAN mempertahankan prinsip unity in diversity — persatuan dalam keberagaman.
“Keanggotaan ini bukan hanya kemenangan diplomatik Timor Leste, tetapi kemenangan ASEAN sebagai organisasi yang terbuka dan inklusif,” ujar Anwar Ibrahim dalam pidato penutupan.
Editor: Ramli.

Tinggalkan Balasan