Tragis di Los Angeles! Anak Meninggal Karena Efek Campak Lama, Berikut Gejalanya
INDONESIA, MATANUSANTARA -– Seorang anak di Los Angeles dilaporkan meninggal dunia akibat komplikasi langka dan fatal dari campak yang dikenal sebagai subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Laporan ini dirilis oleh Departemen Kesehatan Wilayah Los Angeles pada Kamis (11/9).
Dilansir melalui arstechnica.com pada hari Kamis 11 September 2025, anak tersebut diketahui terinfeksi virus campak saat masih bayi, sebelum usianya cukup untuk menerima vaksinasi MMR (campak, gondok, dan rubela).
Serangan Israel ke Qatar Langgar Hukum Internasional, Indonesia Bereaksi
Menurut informasi yang dihimpun, dosis pertama vaksin MMR direkomendasikan diberikan pada usia 12 hingga 15 bulan.
“Kasus ini merupakan pengingat yang menyakitkan betapa berbahayanya campak, terutama bagi anggota masyarakat yang paling rentan,” ujar petugas kesehatan wilayah Los Angeles, Muntu Davis.
RUU Kontroversial Nepal Atur Media Sosial Picu Gejolak Nasional
Ia menegaskan bahwa bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi sangat bergantung pada kekebalan komunitas untuk mendapatkan perlindungan.
Apa Itu SSPE?
SSPE adalah gangguan otak progresif yang disebabkan oleh infeksi campak persisten di sistem saraf pusat. Gejalanya bisa muncul bertahun-tahun setelah infeksi awal, sering kali antara tujuh hingga sepuluh tahun kemudian.
Rutan Barru Tanam Pohon Kelapa, Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Penderita awalnya terlihat pulih dari campak, tetapi virus dapat tetap bertahan dan akhirnya menyebabkan kerusakan otak yang parah. Kasus SSPE jarang terjadi, namun sangat fatal.
Departemen Kesehatan Los Angeles mencatat risiko SSPE sekitar 1 dari 10.000 penderita campak. Namun, jika infeksi terjadi pada usia bayi, risikonya meningkat tajam hingga 1 dari 600 kasus.
Putra Menkeu Purbaya Bikin Gempar Media Sosial Nasional, Sindir “CIA dan Orang Miskin”
Pentingnya Vaksinasi
Kematian ini kembali menegaskan pentingnya vaksinasi MMR sebagai perlindungan utama terhadap campak.
Vaksinasi bukan hanya melindungi individu, tetapi juga membangun herd immunity atau kekebalan kelompok yang krusial untuk melindungi bayi yang belum bisa divaksinasi.
Editor: Ramli
Tinggalkan Balasan