Mata Nusantara

Akurat Tajam & Terpercaya

Prabowo Gagas, Luhut Kawal: Program MBG Harus Berlangsung Satu Dekade

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan saat berbicara dalam acara “Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran”, menegaskan program MBG harus bertahan minimal 10 tahun demi pemerataan ekonomi nasional. (Dok. MataNusantara.co.id)

JAKARTA, MATANUSANTARA — Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan berbicara lantang soal masa depan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi ikon pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, program ini tidak boleh hanya menjadi gebrakan sesaat, tetapi harus bertahan minimal 10 tahun ke depan agar benar-benar menumbuhkan ekonomi rakyat dari akar.

Tangis Ibu Rumah Tangga di Bulukumba Pecah Usai Ketahuan Bawa Sabu, Akui Terdesak Ekonomi

“Karena itu, menurut saya harus dipelihara terus MBG ini. Mungkin paling tidak 10 tahun. Nanti mungkin setelah itu bertahap kita lihat, kita evaluasi, mau kita bagaimanakan,” ujar Luhut dalam acara Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Bagi Luhut, MBG bukan sekadar bagi-bagi makanan, tapi ekosistem ekonomi baru yang bisa menumbuhkan lapangan kerja, mendorong produksi lokal, dan memperkuat daya beli masyarakat desa.
Ia menyebut program ini sebagai “motor pemerataan ekonomi” yang berpotensi besar jika dijalankan dengan disiplin dan tata kelola yang kuat.

Prabowo Lantik 10 Duta Besar Baru RI, Dorong Diplomasi Ekonomi Global

Dana Jumbo, Serapan Belum Maksimal

Namun di balik optimisme itu, Luhut juga memberi peringatan serius. Badan Gizi Nasional (BGN) selaku pelaksana MBG diketahui telah mengembalikan dana Rp70 triliun ke pemerintah lantaran khawatir tak terserap maksimal tahun ini dari total alokasi Rp171 triliun.

“Jadi MBG itu suatu program yang sangat baik. Tapi pelaksanaannya di sana-sini ada yang kurang, ya kita perbaiki. Jadi memang dipaksa dia harus belanja dengan benar, dan harus membangun ekosistem di dalam itu,” tegas Luhut.

Prabowo Lantik 10 Duta Besar Baru RI, Dorong Diplomasi Ekonomi Global

Ia menekankan pentingnya belanja negara yang produktif, bukan sekadar seremonial. “Uang besar harus menggerakkan ekonomi rakyat, bukan berhenti di atas meja birokrasi,” ujar seorang sumber di lingkaran DEN menambahkan.

Dari Gizi ke Ekonomi Kerakyatan

Pemerintah melalui RAPBN 2026 bahkan menyiapkan anggaran lebih besar lagi — Rp335 triliun, naik hampir 372% dari tahun sebelumnya.

Data Lengkap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Kuartal II 2025 di Indonesia

Dana fantastis ini akan disalurkan kepada 82,9 juta penerima manfaat, dengan nilai sekitar Rp1,2 triliun per hari.

Bagi Luhut, skala besar ini menandakan keseriusan negara dalam membangun keseimbangan ekonomi nasional.

Data Lengkap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Kuartal II 2025 di Indonesia

Ia menegaskan, MBG bukan hanya tentang memberi makan anak sekolah, tapi soal membangun sistem ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil.

“Kalau uang ini berputar di pasar lokal, di dapur petani, di dapur nelayan, di UMKM, maka efeknya luar biasa. Ini bukan charity, ini ekonomi nyata,” ujar Luhut dalam kesempatan terpisah.

Ekonomi Bali Bangkit, Pertumbuhan 5,95 Persen Dorong Sektor Pariwisata

Tantangan: Keracunan Massal dan Standar “Zero Incident”

Namun di balik capaian tersebut, program MBG masih menghadapi kendala serius. Lembaga riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat, sejak diluncurkan delapan bulan lalu, sudah ada lebih dari 4.000 kasus keracunan makanan di kalangan siswa penerima manfaat.

Menanggapi hal itu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen penuh pemerintah untuk menjaga standar keamanan pangan.

Sulawesi Tengah Jadi Bintang Baru, Pertumbuhan Ekonomi 7,14 Persen

“Tidak boleh ada satu pun kasus keracunan. Ini menyangkut masa depan anak-anak kita,” tegas Prabowo.

Membangun Ekosistem, Bukan Sekadar Program

Program Makan Bergizi Gratis kini menjadi laboratorium kebijakan sosial terbesar di Asia Tenggara sebuah eksperimen besar negara dalam menyatukan gizi, ekonomi, dan pemerataan sosial.

Maluku Utara Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Tembus 7,95 Persen

Luhut mengingatkan, keberhasilan MBG akan ditentukan oleh niat dan disiplin. Ia menyebutnya sebagai cermin apakah bangsa ini sungguh-sungguh membangun kesejahteraan yang merata atau hanya sekadar membuat proyek jangka pendek.

“Kalau mau Indonesia seimbang, maka MBG ini jangan setengah jalan,” tutupnya.

Editor: Ramli

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!