Netanyahu Ingatkan!! Israel Akan Tentukan Sendiri Pasukan Internasional di Gaza
TEL AVIV, MATANUSANTARA — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa negaranya akan menentukan sendiri kapan harus menyerang musuh dan negara mana yang boleh bergabung dalam pasukan keamanan internasional di Gaza, meski gencatan senjata tengah berlangsung.
Pernyataan itu disampaikan Netanyahu pada Minggu (26/10/2025), di tengah kedatangan tim penyelamat Mesir ke Jalur Gaza yang membawa alat berat untuk membantu pencarian jenazah sandera Israel yang masih hilang.
KSPI Umumkan Aksi Nasional 30 Oktober, 10 Ribu Buruh Bergerak Serentak
Konvoi bantuan dari Mesir yang terekam kamera jurnalis AFP terlihat membawa buldozer dan ekskavator menuju Khan Younis, Gaza bagian selatan.
Rombongan itu juga disertai truk bantuan kemanusiaan berbendera Mesir yang menuju markas Komite Bantuan Mesir di Al Zawayda.
Wujudkan Pemasyarakatan Bersih, Lapas Maros Ikuti Komitmen Nasional Pemberantasan Halinar
Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat. Dalam perjanjian itu, pasukan internasional mayoritas berasal dari negara-negara Arab dan Muslim akan mengambil alih pengamanan Gaza setelah Israel menarik pasukannya usai dua tahun konflik melawan Hamas.
Namun, Israel menolak kemungkinan Turkiye ikut dalam pasukan internasional tersebut.
Dukung Swasembada Pangan Nasional, AKBP Adnan Pimpin Penanaman Jagung Serentak
“Kami menegaskan bahwa Israel akan menentukan sendiri pasukan internasional mana yang tidak dapat kami terima,” tegas Netanyahu dalam rapat kabinet di Yerusalem, menanggapi tekanan dari kelompok garis keras dalam koalisinya.
AS Dorong Stabilitas, Israel Tegaskan Kedaulatan
Pernyataan Netanyahu muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menuntaskan kunjungannya ke Israel.
Dukung Swasembada Pangan Nasional, AKBP Adnan Pimpin Penanaman Jagung Serentak
Meskipun gencatan senjata sedang berjalan, lembaga kemanusiaan menyebut bantuan ke Gaza masih sangat terbatas, sementara jutaan warga hidup di bawah kondisi memprihatinkan.
Seorang warga Gaza, Hiam Muqdad (62), menceritakan kepada AFP bagaimana ia dan keluarganya kini tinggal di tenda di tengah reruntuhan.
Pemusnahan HP di Lapas Parepare Jadi Contoh Nasional
“Ketika mereka bilang ada gencatan senjata, air mata bahagia dan sedih bercampur. Anak-anak dulu bermain di taman, sekarang hanya di reruntuhan,” ungkapnya.
Israel diketahui telah menarik sebagian pasukannya ke “Garis Kuning”, namun tetap menguasai lebih dari separuh wilayah Gaza. Negara itu juga masih mengatur arus konvoi bantuan PBB dan bahkan melancarkan dua serangan udara setelah gencatan senjata diumumkan.
Maluku Utara Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Tembus 7,95 Persen
“Israel adalah negara merdeka. Kami akan mempertahankan diri dengan cara kami sendiri. Kami tidak meminta persetujuan siapa pun. Kami mengendalikan keamanan kami,” kata Netanyahu menegaskan.
Serangan Udara dan Posisi Amerika Serikat
Netanyahu mencontohkan serangan udara besar-besaran pada 19 Oktober yang menargetkan posisi Hamas di Gaza, dengan total 150 ton bom dan rudal, sebagai balasan atas tewasnya dua tentara Israel.
Ditresnarkoba Polda Sumut Tangkap Nelayan Jaringan Internasional Bawa 13 Kg Sabu
Serangan lanjutan juga dilakukan pada Sabtu, menargetkan anggota kelompok Jihad Islam Palestina.
Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutunya telah membentuk Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) di Israel bagian selatan untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata.
Band Asal Sidrap “Alis” Tembus Jakarta, Siap Rekaman Bersama Produser Nasional
Pemerintahan Presiden Donald Trump mengirim sejumlah pejabat tinggi guna memastikan kesepakatan berjalan sesuai koridor.
“Saya pikir, pada akhirnya, pasukan stabilisasi akan memperluas garis itu hingga mencakup seluruh Gaza, yang berarti wilayah itu akan didemiliterisasi sepenuhnya,” kata Rubio dalam penerbangannya menuju Qatar.
Serangan Israel ke Qatar Langgar Hukum Internasional, Indonesia Bereaksi
Faksi Palestina Bentuk Komite Teknis
Di sisi lain, beberapa faksi utama Palestina termasuk Hamas menyepakati pembentukan komite teknokrat sementara untuk mengelola Gaza di masa transisi rekonstruksi pascakonflik.
Namun, Hamas menolak tuntutan agar segera melucuti senjata, dan dilaporkan masih menindak keras kelompok bersenjata saingan di wilayah tersebut.
Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan