MAKASSAR, MATANUSANTARA –Anggota Polres Pelabuhan di kabarkan telah melayangkan surat pemanggilan terhadap korban pelecehan di wahana rumah hantu pasar malam Paotere
Hal itu disampaikan oleh Halija, keluarga korban bahwa anggota dari Polres Pelabuhan Makassar telah datang membawa surat pemanggilan kepada korban inisial F (23) dan R (15) korban dibawa umur, pada hari Rabu 26 Juni 2024.
“Kemarin ada dua orang datang bawa surat ke rumah untuk datang ke Polres Pelabuhan Makassar” ujarnya melalui pesan singkat WhatsApp, Kamis (27/06/2024)
Kiwal Garuda Hitam Desak Polisi Tangkap ‘Pelaku’ Pelecehan di Wahana Pasar Malam Paotere
Surat pemanggilan tersebut, kata Halija guna melakukan pelaporan di unit PPA Polres Pelabuhan Makassar pada hari Jumat 28 Juni 2024.
“Kemarin kan cuma satu ji korban yang melapor, setelah di media kan akhirnya polisi kembali datang ke rumah membawa surat untuk melapor terhadap ke dua korban lainnya” tandasnya
Diketahui keluarga korban pada saat mendatangi Mapolsek Paotere dan Mapolres Pelabuhan Makassar hanya satu orang korban inisial M (22) yang diterima laporannya.
Ketua Panitia Pasar Malam Paotere Dukung Polisi Selidiki Dugaan Pelecehan di Wahana Rumah Hantu
Laporan korban inisial M diketahui seorang ibu rumah tangga (IRT), terigistrasi dengan nomor polisi nomor Lp/b/186/vi/2024/spkt/polres Pelabuhan Makasar/Polda Sulawesi Selatan/tangga 19 Juni 2024.
Sebelumnya diberitakan, aksi oknum pengelolah wahana rumah hantu pasar malam Paotere diduga melecehkan pengunjung pada hari Minggu 16 Juni 2024
Laporan tersebut dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Pelabuhan Makassar, membenarkan adanya laporan warga yang diduga di lecehkan oleh oknum panitia pasar malam Paotere.
“Betul, laporannya sudah kami terima, kemarin itu sebelum korban melapor, anggota Polsek Paotere mendatangi rumah korban untuk segera melapor jika merasa dilecehkan dan dirugikan” jelas Iptu Hasrul melalui via telfon WhatsApp, Kamis (20/06)
Kiwal Garuda Hitam Desak Polisi Tangkap ‘Pelaku’ Pelecehan di Wahana Pasar Malam Paotere
Iptu Hasrul juga menjelaskan, laporan warga tersebut saat ini sudah dalam penyelidikan anggota Polsek Paotere.
“Sebelum korban laporan ke kantor, tim anggota Polsek Paotere sudah melakukan penyelidikan, laporan ini, kami sisa tunggu arahan pimpinan dan tandatangannya, nanti kami akan informasikan selanjutnya” tegasnya
Kronologi Pelecehan Ketiga Korban
Korban pertama inisial N (22) seorang ibu rumah tangga (IRT) menjelaskan pada malam ketika area dadanya diremas oleh oknum panitia, ketika malam itu dirinya mengunjungi wahana pasar malam bersama dengan rombongan sekitar 10 orang,
“Saat itu sewaktu saya masuk di rumah hantu, saya dilecehkan dengan cara diremas oleh orang yang tidak dikenal lantaran situasi didalam rumah hantu sangat gelap gulita, malam itu bukan saja saya yang dilecehkan namun ada dua orang kemanakan dan sepupu saya ikut dilecehkan” ujar N kepada awak media.
Ketua Panitia Pasar Malam Paotere Dukung Polisi Selidiki Dugaan Pelecehan di Wahana Rumah Hantu
Korban kedua inisial F (23) korban yang ikut dilecehkan, sepupu dari N, senada dengan korban pertama bahwa ketika dirinya juga dilecehkan dengan cara di rabah dibagian area dadanya.
“Kalau saya malam itu, saya di rabah-rabah dan di remas dibagian area dada ku” ujarnya
Berbeda dengan korban ketiga yang masih berumur 15 tahun yang berinisial R mengatakan dirinya dilecehkan dengan cara tangannya masuk kedalam bajunya.
“Itu tangannya awalnya pinggang saya dipegang, saya kira teman ku ji, saya baru tahu ketika itu tangan mulai memegang perut saya ingin dimasukan kedalam bea saya, baru ka sadar saya dilecehkan” ujarnya
Saksi Kejadian
Aksi pelecehan didalam rumah hantu tersebut diduga sudah berulangkali terjadi namun tidak ada yang berani berbicara atau melapor ke pihak kepolisian.
“Malam itu, menurut informasi pengunjung bahwa dirinya juga perna dilecehkan pada saat masuk didalam, ada juga warga setempat yang bermukim daerah pasar malam berkata bahwa aksinya sudah berulang kali namun tidak ada yang berani berbicara dan melapor ke Polisi” ujar salah satu rombongan ketiga korban inisial NM saat bersaksi dihadapan awak media.
Hironisnya, kata saksi inisial AP, suami dari N korban pertama, mengatakan pada malam kejadian saat dirinya mendampingi rombongan ketiga korban, pihak aparat penegak hukum (APH) setempat diduga tidak bertindak
“Lucunya malam itu, padahal banyak anggota Polisi yang berjaga namun biar satu orang tidak ada yang datang di lokasih keributan” ungkapnya.