JAKARTA, MATANUSANTARA — Suasana duka menyelimuti rumah almarhum Marsma TNI Fajar Adriyanto di Jl. Triloka XI No. K14, Kompleks TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan. Pada Minggu 03 Agustus 2025.
Kediaman almarhum dipadati para jenderal dan tokoh militer untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang “Red Wolf”, penerbang tempur F-16 yang dikenal luas dalam dunia kedirgantaraan Indonesia.
Hadir dalam malam tahlilan tersebut sejumlah nama besar, di antaranya Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Richard Tampubolon, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, serta Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto.
Kehadiran mereka menandai betapa besar kehilangan yang dirasakan institusi pertahanan atas wafatnya Marsma Fajar.
Jenderal TNI Maruli Simanjuntak secara khusus mengenang Marsma Fajar sebagai sosok yang tak tergantikan dalam perkembangan dunia dirgantara. Menurutnya, kepergian Fajar adalah kehilangan besar sekaligus pelajaran penting bagi prajurit militer.
“Kecelakaan ya, musibah. Mudah-mudahan ini bisa pembelajaran buat kami juga, teman-teman yang lain. Supaya lebih hati-hati dalam kegiatan-kegiatan,” ungkap Maruli.
Maruli juga menyebut Marsma Fajar sebagai pribadi yang antusias dalam mengembangkan komunitas penerbangan, baik sipil maupun militer.
“Namun, saya dengar juga beliau sedang membuat perkumpulan pecinta penerbangan, olahraga Dirgantara. Beliau sangat antusias untuk membentuk,” kenang Maruli.
Kebersamaan dan diskusi hangat seputar dirgantara kerap mewarnai hubungan keduanya selama bertugas di Jakarta.
“Kita sering berkumpul bersama, diskusi, sering bercerita juga tentang ke Dirgantaraan. Ya banyak waktulah, kebetulan kami sudah sama-sama di Jakarta, jadi sering kita bertemu,” imbuhnya.
Kecelakaan yang Merenggut Nyawa Sang “Red Wolf”
Marsma Fajar wafat dalam kecelakaan pesawat latih milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) di Ciampea, Bogor, Minggu pagi. Pesawat Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 yang ia kemudikan jatuh saat sesi latihan rutin yang dilakukan TNI AU.
Kadispen TNI AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana menjelaskan bahwa latihan ini merupakan bagian dari pembinaan profisiensi dirgantara.
“Namun, Marsma TNI Fajar Adriyanto dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit,” terang Nyoman.
Pesawat yang ditumpangi Marsma Fajar dan co-pilot bernama Roni telah dinyatakan laik terbang dengan surat izin resmi. Insiden terjadi hanya 11 menit setelah lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja.
Pahlawan Langit Bawean
Marsma Fajar adalah lulusan AAU 1992, pernah menjabat sebagai Danlanud Manuhua hingga Kapoksahli Kodiklatau.
Namanya tercatat dalam sejarah militer Indonesia karena aksi intersepsinya terhadap dua jet tempur F/A-18 Hornet milik AL Amerika Serikat di langit Bawean, tahun 2003—sebuah momen penting dalam pertahanan udara nasional.
“Atas nama keluarga besar TNI AU, kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” imbuh Nyoman.