MAKASSAR, MATANUSANTARA -– Keheningan depan Mapolrestabes Makassar tiba-tiba pecah, Jumat (22/8), saat seorang aktivis muda dari Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) berdiri seorang diri sambil mengangkat poster. Ia adalah Komba, yang memilih aksi tunggal sebagai bentuk perlawanan atas mandeknya kasus penggelapan motor di Polsek Tamalate, Jumat 22 Agustus 2025.
Komba menilai aparat kepolisian lamban dan tidak transparan. Kasus penggelapan motor yang sudah dilaporkan berulang kali justru jalan di tempat, tanpa kejelasan penanganan.
Blok Arab Kian Memanas! Tetangga Saudi Ngamuk Hingga Lepaskan Rudal ke Israel
“Polsek Tamalate seolah menutup mata terhadap penderitaan korban. Kasus penggelapan motor ini sudah jelas laporan polisinya, tapi dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Ini bukti lemahnya pelayanan hukum di tubuh kepolisian,” seru Komba.
Meski hanya seorang diri, aksi ini sarat makna. Poster bertuliskan desakan pencopotan Kapolsek Tamalate menjadi simbol peringatan keras. GAM menilai, membiarkan kasus rakyat kecil terabaikan sama halnya membiarkan hukum dipermainkan.
Panglima GAM: Program PMT Dinkes Sulsel Cegah Stunting tapi “Sinting”
Komba menegaskan, aksi tunggal hanyalah awal. Jika polisi tetap abai, gelombang mahasiswa akan turun dengan jumlah yang lebih besar.
“Hari ini saya berdiri sendiri. Besok, saya bisa datang bersama ratusan mahasiswa bila kasus ini tidak segera dituntaskan,” tegasnya.
Aksi solo GAM menjadi kritik terbuka terhadap aparat yang dianggap lalai menjalankan kewajiban, sekaligus alarm bahwa ketidakadilan sekecil apa pun akan selalu diperjuangkan.
Editor: Ramli
Sumber: Aktivis Gam