Banjir Meluas di Aceh Utara, Bupati Ayah Wa Kerahkan Seluruh OPD untuk Evakuasi Warga
ACEH UTARA, MATANUSANTARA — Banjir besar kembali menerjang Kabupaten Aceh Utara pada Rabu (26/11/2025). Hingga pukul 13.20 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan 18 kecamatan terendam, ribuan warga mengungsi, dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan berat. Kondisi ini membuat Bupati Aceh Utara H. Ismail A. Jalil, MM (Ayah Wa) mengeluarkan instruksi siaga penuh kepada seluruh jajaran pemerintahan.
Ayah Wa mengarahkan BPBD untuk memperkuat koordinasi lintas instansi demi percepatan evakuasi, termasuk warga yang masih terjebak banjir di titik-titik kritis. Ia mengakui keterbatasan sarana dan personel SAR, sehingga meminta dukungan penuh dari OPD, camat, hingga unsur instansi vertikal.
Dirut Bank Aceh Fadhil Ilyas Salurkan Bantuan Cepat untuk Korban Banjir Aceh Timur
Selain itu, seluruh kepala OPD diminta siaga 24 jam untuk mempermudah arus laporan dan pengiriman bantuan. Tanggul jebol dan tingginya curah hujan disebut menjadi penyebab utama meluasnya genangan di hampir seluruh wilayah.
Pelayanan Kesehatan dan Alat Berat Dimaksimalkan
Ayah Wa menginstruksikan seluruh kepala puskesmas menggerakkan tenaga kesehatan menuju titik pengungsian. Layanan difokuskan kepada kelompok rentan: ibu hamil, balita, anak-anak, penyandang disabilitas, dan lansia.
Tower 150 kV Roboh Diterjang Banjir, PLN Aceh Kerahkan Tim Elite
Dinas PUPR diperintahkan menurunkan alat berat untuk normalisasi aliran sungai dan membuka jalur air yang tersumbat. Sementara, Dinas Sosial segera menyalurkan bantuan masa panik di lokasi pengungsian.
Camat di seluruh kecamatan banjir wajib tetap berada di wilayahnya untuk memperbarui perkembangan lapangan secara real time.
Ayah Wa juga mengimbau warga yang tinggal di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) agar meningkatkan kewaspadaan karena debit air masih naik.
18 Kecamatan Terdampak, Ribuan Warga Mengungsi
Berikut sebaran wilayah banjir berdasarkan laporan BPBD Aceh Utara:
- Tanah Jambo Aye: 11 desa, tinggi air 30–80 cm. Warga mengungsi di meunasah.
- Seuneddon: 20 desa, 30–80 cm. 200 ha lahan pertanian terendam. Pengungsian di meunasah, SMA 1 Seuneddon, SD Ulee Rubek, dan Balai Pengajian Matang Ulim.
- Langkahan: 2 desa. Air hampir mencapai atap rumah; 1 rumah amblas akibat abrasi.
- Baktiya: 36 desa, 30–150 cm. Seluruh warga mengungsi.
- Samudera: 7 desa. Tanggul jebol 30 meter.
- Syamtalira Aron: 1 desa. Tanggul Kreung Pase terancam jebol.
- Baktiya Barat: 6 desa.
- Lapang: 11 desa. Sawah, tambak, dan lokasi garam terendam.
- Dewantara: Longsor di Dusun Alue Puntong, 1 rumah rusak berat.
- Matangkuli: 4 desa, tinggi air 30–300 cm.
- Banda Baro: 1 desa.
- Lhoksukon: 4 desa, tanggul Krueng Peuto jebol.
- Pirak Timu: 13 desa, pendataan berlangsung.
- Sawang: 5 desa, air naik 3–4 meter. Warga dievakuasi dari atap rumah. Jembatan gantung putus terseret arus.
- Nibong: 3 desa, tanggul Krueng Pase jebol.
- Tanah Luas: 1 desa.
- Meurah Mulia: 1 desa.
- Muara Batu: 10 desa, 30–100 cm.
Data Korban & Kerusakan
BPBD Aceh Utara mencatat:
- Warga terdampak: 4.451 jiwa (2.668 KK)
- Pengungsi: 3.507 jiwa (1.270 KK), tersebar di 16 titik
Kelompok rentan:
- Ibu hamil: 15
- Balita: 373
- Lansia: 148
- Penyandang disabilitas: 7
Kerusakan rumah:
- Berat: 3 unit
- Sedang: 17 unit
- Ringan: 6 unit
- Sawah terendam: 620 hektare
- Tambak terendam: 571 hektare
- Tanggul rusak: 8 titik
- Jembatan putus: 1 unit (Sawang)
- Kebutuhan Mendesak: Evakuasi, Logistik, dan Alat Berat
Juru Bicara Pemerintah Aceh Utara Muntasir Ramli menyampaikan laporan resmi kepada pimpinan bahwa kebutuhan mendesak saat ini mencakup:
Perahu dan alat evakuasi
- Logistik masa panik
- Bantuan makanan pokok
- Alat berat untuk pembukaan akses darurat
“Seluruh unsur pemerintah terus bekerja di lapangan. Kami mengutamakan penyelamatan warga dan stabilisasi area terdampak,” ujar Muntasir.
Editor: Ramli
Penulis: Rifqi Aceh.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan