Gibran Wakili Prabowo di PNG, Isu Palestina Jadi Sorotan
JAKARTA, MATANUSANTARA – Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming, resmi bertolak ke Port Moresby, Papua Nugini (PNG), Senin (15/09/2025), mewakili Presiden Prabowo Subianto menghadiri perayaan HUT ke-50 Kemerdekaan PNG.
Kunjungan tersebut dikutip melalui website resmi https://www.wapresri.go.id, bahwa Gibran, sekaligus membawa pesan diplomasi Indonesia untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Pasifik.
Armenia Jadi Negara ke-147 Akui Palestina pada 2025
Namun, kunjungan tersebut ikut disorot publik lantaran PNG termasuk salah satu dari sekitar 46 negara anggota PBB yang belum mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
Data terkini mencatat, dari 193 anggota PBB, 147 negara telah resmi mengakui Palestina, sementara sisanya masih menolak atau menunda pengakuan.
Negara-negara besar yang belum mengakui Palestina antara lain Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Italia, Denmark, dan Lithuania. Alasan penolakan bervariasi, mulai dari kepentingan politik luar negeri hingga dukungan pada skema negosiasi langsung Israel–Palestina.
Sejarah 1988–2025: 147 Negara Akui Palestina, 46 Masih Menolak dan Menunda
Sebaliknya, mayoritas negara di Asia, Afrika, Timur Tengah, hingga Amerika Latin sudah sejak lama mengakui kedaulatan Palestina sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa tersebut.
“Isu Palestina menjadi tolok ukur diplomasi global. Fakta bahwa lebih dari tiga perempat negara anggota PBB telah mengakui Palestina, menunjukkan adanya konsensus internasional yang kuat,” tulis Al Jazeera dalam laporannya (10/4/2025).
Kunjungan Gibran ke PNG pun dinilai strategis. Selain menghadiri perayaan kemerdekaan, ia membawa pesan Presiden Prabowo untuk memperkokoh peran Indonesia sebagai mitra utama di Pasifik.
Wapres Gibran Hadiri 50 Tahun Kemerdekaan Papua Nugini Wakili Presiden Prabowo
Di sisi lain, kehadiran Gibran di negara yang belum mengakui Palestina menempatkan Indonesia dalam posisi penting untuk terus mendorong diplomasi yang berimbang, baik di kawasan Pasifik maupun di forum internasional.
Editor: Ramli.
Tinggalkan Balasan