ASPEGASS Berharap Pemerintah Terus Salurkan Jagung SPHP
PANTAI LABU, MATANUSANTARA — Penyaluran jagung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dinilai menjadi penopang utama peternak unggas dalam menghadapi melonjaknya harga pakan di pasaran. Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Peternak Unggas Sejahtera (ASPEGASS) Kabupaten Deli Serdang, Seng Guan, saat mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Akses Jagung untuk Stabilisasi Harga Jagung dan Telur serta Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara”, Senin (24/11/2025), di Gedung Yayasan Nava Dhamasekha, Pantai Labu.
Seng Guan menyambut positif pelaksanaan FGD tersebut dan berharap pemerintah terus melanjutkan penyaluran jagung SPHP bagi peternak petelur agar mampu bertahan di tengah tingginya harga jagung dan keterbatasan stok.
“FGD yang telah berlangsung cukup baik untuk saling bertukar informasi dan membantu menyampaikan kendala serta keluhan para peternak agar mendapat solusi dan bisa diakomodir oleh pemerintah. Penyaluran jagung SPHP sebenarnya tujuannya baik untuk membantu para peternak yang terkendala pasokan jagung,” jelas Seng Guan kepada wartawan, Senin (15/12)
Ia menegaskan, program SPHP memberikan dampak nyata bagi keberlangsungan usaha peternak unggas.
“Dengan penyaluran jagung SPHP, para peternak sangat berterima kasih kepada pemerintah karena bisa bertahan menghadapi tingginya harga jagung dan stok yang terbatas,” ujarnya.
Seng Guan juga mendorong pemerintah agar tidak berhenti pada penyaluran, tetapi meningkatkan produksi jagung nasional.
“Harapan peternak, setelah FGD ini pemerintah bisa berperan lebih besar dengan meningkatkan produksi jagung. Ketersediaan lahan yang luas di dalam negeri seharusnya bisa dimanfaatkan. Ini momentum untuk mewujudkan swasembada jagung,” tegasnya.
Menurutnya, Sumatera Utara memiliki peran strategis dalam rantai pasok telur nasional.
“Peternak petelur di Sumut memasok kebutuhan telur dari Aceh hingga ke Jawa. Basis peternak petelur terbesar berada di Pantai Labu (Deli Serdang), Brahrang (Binjai), dan Asahan,” paparnya.
Sebelumnya, ASPEGASS juga menggelar FGD bertema “Penguatan Akses Jagung dan Stabilitas Harga Telur untuk Kendali Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara” sebagai bagian dari upaya strategis mendukung pengendalian inflasi daerah, khususnya dari komoditas pakan ternak dan pangan strategis sektor perunggasan.
FGD tersebut menghadirkan narasumber lintas sektor, di antaranya Perum Bulog Kanwil Sumut, Pinsar Petelur Nasional (PPN) Sumut, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumut, Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, serta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumut.
Keterlibatan berbagai pihak ini mencerminkan komitmen bersama memperkuat sinergi kebijakan dan operasional guna menjaga ketahanan pangan daerah.
Lebih jauh, FGD bertujuan menghimpun pandangan, data lapangan, dan rekomendasi kebijakan terkait persoalan ketersediaan, keterjangkauan, serta distribusi jagung pakan yang selama ini menjadi faktor utama fluktuasi biaya produksi peternak unggas.
Secara khusus, FGD ini diarahkan untuk memperkuat akses peternak terhadap bahan baku pakan ternak yang berkelanjutan, terjangkau, dan tepat sasaran, mendorong stabilisasi harga jagung pakan dan telur ayam, serta menyusun rekomendasi strategis bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi daerah. (RAM/Rikki)

Tinggalkan Balasan