MAROS, MATANUSANTARA — Nasib sial menimpah WW , seorang warga berprofesi pedagang ayam potong di wilayah Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada hari Jumat 28 Juni 2024 kemarin.
Menurut informasi yang dihimpung awak media, WW (40) dituding menganiaya seorang pria lanjut usia (Lansia) inisial SK (74) hingga meninggal dunia (MD).
Tudingan tersebut ditujukan kepadanya, karena SK sebelum MD diduga cekcok bersama WW, sehingga kios miliknya dirusak oleh keluarga almarhum.
Kronologi
Dijelaskan, menurut informasi berawal dari bau busuk yang tercium yang bersumber dari kios WW yang bersampingan dengan kediaman almarhum, sehingga memantik kemarahan SK dan menegur WW untuk membuang usus ayam tersebut.
Setelah cekcok usai, menurut informasi dari WW bahwa dirinya tidak menganiaya almarhum, melainkan pada saat peristiwa itu terjadi posisinya sebagai penolong.
“Setelah SK (almarhum) menegur dan memukul kios WW, pada saat itu WW lebih memilih diam dan melanjutkan pekerjaannya memotong pesanan orang, setelah itu SK duduk di Dekker pekarangan rumahnya, tak lama kemudian, WW melihat SK tiba-tiba terjatuh dan berteriak agar keluarga almarhum melihat kondisi orang tuanya ” jelas sumber inisial HD, Sabtu (29/06/2024) informasi yang didapat dari keluarga WW
Pasalnya, ada salah satu orang yang tidak bertanggungjawab yang diduga memprovokasi keluarga SK sehingga memantik kemarahan dan memicu kios WW dirusak.
“Pada saat itu WW berniat menolong, tapi ada orang berkata dia (almarhum) di aniaya oleh WW, sehingga WW lebih memilih pergi dan menutup kios, dan pergi bersama karyawannya di Mapolsek Moncongloe untuk melapor dan meminta perlindungan” ujar
Dari orang yang diduga provokasi keluarga almarhum, membuat suasana semakin memanas, dan ratusan orang mendatangi Mapolsek Moncongloe, setelah mengetahui WW berada di kantor Polisi.
Tudingan tersebut diduga tidak benar lantaran menurut informasi keluarga almarhum, SK memiliki riwayat penyakit jantung

Langkah Keluarga WW
Dari pantauan awak media, suasana di depan dan sekitar Mapolsek Moncongloe yang dijejali massa sekitar ratusan orang, mengakibatkan pihak keluarga dari WW bersama penasehat hukumnya tidak berani merapat kesana karena tidak ingin terjadi gesekan.
Salah seorang anggota keluarga yang merupakan ipar dari WW yakni Dr. Ir. Muhammad Zainal Altim, ST, MT ditemani pengacara Yodi Kristianto, SH, MH bersama beberapa awak media akhirnya menuju ke Mapolda Sulsel melaporkan peristiwa itu dan meminta perlindungan terhadap WW di Mapolsek Moncongloe sekaligus hendak mengadukan perihal perusakan kios jualan milik WW.
Petugas SPKT Polda Sulsel yang menerima kedatangan keluarga WW kemudian memberikan petunjuk dan jaminan keamanan terhadap diri WW selama bersangkutan diamankan di Mapolsek Moncongloe.
Sementara terkait peristiwa perusakan kios jualan, petugas menyarankan agar isteri dari WW yang membuat laporan dengan memperlihatkan bukti seperti foto kondisi kios yang sudah dirusak massa, terserah mau mengadu di Mapolres Maros atau Mapolda Sulsel.
Sementara Kapolsek Moncongloe, Iptu Suhardi, SE yang dihubungi wartawan, Sabtu (29/06/2024) mengemukakan, korban SK yang datang marah-marah dengan menyinggung soal kotoran dari kios WW.
“Dia (korban) yang datang marah-marah dan pukul dinding kios lalu pergi duduk-duduk di depan rumahnya di atas dekker. Disitulah korban jatuh lalu meninggal dunia,” jelasnya.
Menurutnya, pihak Polsek Moncongloe telah mendatangi lokasi kejadian dan juga mengamankan WW guna menghindari tuduhan dan amukan massa. “Kami amankan WW di kantor, jangan sampai dia jadi sasaran. Jangan sampai dia tidak apa-apai korban lantas dituduh dan jadi sasaran massa,” ujar Iptu Suhardi.
Kapolsek Moncongloe mengakui pula jika di bagian kepala korban terdapat sebuah luka lebam. Tapi luka lebam itu diduga akibat terbentur sewaktu korban terjatuh saat duduk-duduk di dekker setelah terlibat cekcok dengan WW. “Iya benar ada luka lebam di bagian kepala karena terjatuh dari dekker agak tinggi yang ada di depan rumahnya,” tuturnya lagi.
Dipaparkan juga, petugas Inafis Polres Maros sudah melakukan visum luar terhadap jenazah korban dan masih menunggu hasilnya.
“Kan untuk SOP awal, dilakukan visum dulu oleh Inafis Polres Maros dan saat ini belum ada hasilnya,” lanjutnya.
Lalu menambahkan bahwa setelah kejadian itu, kios jualan milik WW dirusak massa atau orang tak dikenal (OTK), namun aparat kepolisian belum mengetahui pelaku-pelakunya.
“Saya sudah melihat kondisi tempat usaha ayam milik WW yang dirusak massa, tetapi kami belum mengetahui siapa pelaku-pelakunya.Saya mengimbau kepada masyarakat agar dapat menahan diri dan tidak termakan dengan berita hoax. Karena belum ada penunjukan saksi yang menyebutkan korban dipukul atau bagaimana. Namun namanya berita hoax, itu kan lebih berbahaya,” tandasnya.
Keterangan yang diperoleh media ini menyebutkan, hingga siang ini dikabarkan massa masih berjejal di depan dan sekitar Mapolsek Moncongloe.
Meski demikian aparat keamanan sudah mengantisipasi dan bersiaga untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Kendati itu, pihak keluarga yang masih belum berani mendatangi kantor Mapolsek Moncongloe terus berupaya dan berharap agar WW bisa dievakuasi untuk dititip di Mapolres Maros atau Mapolda Sulsel.