TATOR, MATANUSANTARA –Miris pengakuan seorang bocah perempuan di Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial DAMP (10 tahun) saat di cabuli di jam kelas pelajaran di Sekolah Dasar (SD) Kristen Makale II.
Dimana pengakuan korban dijelaskan oleh orang tuanya bahwa diduga dirinya dicabuli oleh terduga pelaku oknum guru atau pengganti orang tua saat berada di sekolah
Begini Kronologi Pelecehan Biduan di Takalar, Korban Bakal Laporkan ke Propam
Oknum guru yang diduga pelaku berinisial DA dan sekaligus wali kelas korban, dimana ungkapan sang ibu mengatakan putrinya dicabuli selama rentan waktu Juni 2023 hingga Mei 2024 atau selama hampir setahun.
Hironisnya, putri tercintanya pada saat digerayangi oleh terduga pelaku disaat jam belajar, didepan kelas dan muridnya
“Saya tanya, dalam seminggu itu nak berapa kali Pak Guru bisa lakukan begini? Dia (korban) bilang, bisa tiap hari kalau tidak ada jam praktik dan PJOK. Jadi kalau tidak ada kedua ini, Pak Guru lakukan aksinya,” ungkap Harni ibu korban saat ditemui di kediamannya di Makale, Rabu (25/9/2024) siang seperti yang dikutip oleh toraja.tribuntimurnews.com
Kasus Sabung Ayam dan Kerbau di Toraja, Wakajati Sulsel Sebut Polisi Bisa Usut TPPU nya
Modus DA kata Harni, saat terduga pelaku hendak melakukan aksi bejatnya, korban akan dipanggil ke depan kelas, kata dia untuk belajar membaca.
“Saya (korban) dipanggil ke depan kelas sama ini Pak Guru, saya disuruh ambil kursi. Kursi yang saya ambil, dia suruh saya taruh di sampingnya untuk saya tempati duduk, belajar membaca katanya. Pak Guru bukakan saya buku cetak, terus saya disuruh duduk, pas saya duduk, itu buku cetak diangkat naik. Nah pas sudah diangkat naik, tangannya ke samping, di situmi Pak Guru sentuh payudaraku,” kata DAMP seperti ditirukan Harni.
“Saya tanya lagi anakku, kalau belajar temanmu tidak lihat kah. Dia (korban) bilang, ‘karena waktu saya duduk, buku cetak kan diangkat jadi otomatis tangannya Pak Guru tidak dilihat murid lain’. Terus kalau Pak Guru kasih masuk di dalam rok, dia (korban) bilang, ‘Saya berdiri di sampingnya meja kan agak tinggi, jadi teman-teman juga tidak lihat dari sana. Otomatis biar juga tangannya Pak Guru masuk, dia tidak bakal lihat’,” urai Harni.