Miris! Oknum Perawat RSUD Tajuddin Diduga Tolak Pasien Lansia Tanpa Pemeriksaan
MAKASSAR, MATANUSANTARA — Dugaan penolakan pelayanan medis terhadap seorang pasien lanjut usia (lansia) kembali mencoreng citra pelayanan publik di bidang kesehatan. Seorang pasien perempuan berinisial HH (65), warga Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, diduga ditolak oleh oknum perawat di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Dr. Tajuddin Chalid tanpa dilakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu.
Peristiwa itu terjadi pada Senin malam, 20 Oktober 2025, sekitar pukul 20.00 WITA. Informasi tersebut diterima redaksi MataNusantara.co.id dari anak pasien, Andi Vera, yang menyampaikan rasa kecewanya terhadap tindakan tenaga kesehatan yang bertugas malam itu.
“Saat saya bawa ibu ke Rumah Sakit Tajuddin, saya sudah jelaskan keluhannya. Tapi perawat bilang di rumah sakit ini tidak ada suntik tetanus,” ujar Andi Vera, dengan nada kecewa, Minggu (20/10).
RSUD Haji Makassar Klarifikasi Soal Perawatan Pasien Nur Aqilah
Pasien Lansia Belum Diperiksa, Diminta Cari RS Lain
Ironisnya, menurut Vera, sang ibu belum sempat mendapat penanganan awal dari petugas medis. Oknum perawat justru menyarankan agar pasien mencari rumah sakit lain.
“Belum diperiksa dokter jaganya, tapi sudah disuruh cari rumah sakit lain tanpa dibuatkan surat rujukan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Vera menyebut alasan yang disampaikan oleh pihak RSUD Tajuddin karena kamar rawat (bangsal) dalam kondisi penuh.
Namun, ia menilai alasan itu tidak relevan, karena pasien belum menjalani pemeriksaan dasar.
“Katanya full bed. Tapi yang saya sesalkan, ibu saya belum diperiksa sama sekali. Seharusnya rumah sakit tetap memeriksa dulu kondisi pasien, lalu kalau perlu dirawat, baru dirujuk secara resmi,” tegas Vera.
“Saya khawatir ibu saya kenapa-kenapa, karena kondisinya sudah lemas akibat demam dan infeksi luka,” tambahnya.
RSUD Haji Makassar Klaim SKTM dan DTKS “Tak Berlaku”, PUKAT Desak Gubernur Lakukan Evaluasi
Kondisi Pasien: Luka Infeksi Akibat Tergoris Besi
Vera menjelaskan, ibunya mengalami demam dan meriang setelah tergores besi tiga hari sebelumnya. Luka tersebut mengalami infeksi hingga membengkak dan memerlukan tindakan medis segera.
“Keluhannya sudah tiga hari sejak tergores besi. Sekarang lukanya bengkak dan demam tinggi,” jelas Vera.
Harapan Keluarga: Evaluasi Kinerja Petugas Medis
Atas insiden ini, Andi Vera berharap pemerintah kota Makassar dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan segera mengevaluasi pelayanan RSUD Tajuddin Chalid, khususnya di bagian UGD.
“Saya lapor ke media supaya pejabat terkait turun tangan. Oknum perawat yang tidak bisa melayani masyarakat dengan empati seharusnya dievaluasi. Jangan sampai ada korban berikutnya seperti ibu saya,” tegasnya.
Dewi dan Umar Bantah Klarifikasi RSUD Lanto DG Pasewang, Siap Adu Fakta
Pihak RSUD Tajuddin Beri Tanggapan Awal
Dikonfirmasi terpisah, Humas RSUD Dr. Tajuddin Chalid menyampaikan bahwa pihaknya masih menelusuri informasi tersebut dan akan melakukan konfirmasi ke petugas jaga malam itu.
“Tabe pak, tertolak di mana? Supaya saya bisa konfirmasi dulu,” tulis Humas RSUD Tajuddin melalui pesan singkat WhatsApp.
Setelah wartawan mengirimkan rekaman video terkait dugaan kejadian tersebut, pihak humas menyatakan akan segera memberikan klarifikasi lebih lanjut.
“Iye pak, saya konfirmasi dulu. Mungkin besok saya infoki,” singkatnya.
Pasien RSUD Lanto DG Pasewang Keluhkan Pelayanan Buruk dan Dugaan Diskriminasi
Kasus dugaan penolakan ini menjadi sorotan publik, mengingat RSUD Dr. Tajuddin Chalid merupakan rumah sakit rujukan provinsi di bawah naungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Publik menilai, jika benar terjadi penolakan tanpa pemeriksaan medis, hal tersebut berpotensi melanggar kode etik profesi kesehatan dan prinsip dasar pelayanan gawat darurat.
Editor : Ramli
Sumber: Andi Vera

Tinggalkan Balasan