Pasien RSUD Lanto DG Pasewang Keluhkan Pelayanan Buruk dan Dugaan Diskriminasi
JENEPONTO, MATANUSANTARA – RSUD Lanto DG Pasewang kembali menjadi sorotan setelah seorang pasien bernama Dewi, warga Baraya, Desa Borong Tala, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, mengeluhkan pelayanan buruk yang dialaminya selama menjalani perawatan tiga hari.
Keluhan itu disampaikan suaminya, Umar, kepada redaksi Matanusantara.co.id, Minggu (14/9/2025). Ia menilai pelayanan yang diterima istrinya tidak hanya kurang profesional, tetapi juga terkesan diskriminatif.
Simsalabing!! Pelayanan RSUD Daya Kembali Normal Pasca Disorot
Dewi menceritakan awal mula kericuhan saat dirinya yang mengidap penyakit jantung dan hipertensi merasa terganggu dengan kebisingan pengunjung pasien lain.
Suaminya sempat menegur secara baik-baik, namun justru mendapat respon tidak menyenangkan dari seorang perawat.
“Begini awal mulanya ceritanya, saya sakit, saya punya penyakit jantung sama hipertensi tidak bisa mendengar suara ribut. Terus ada pasien baru, pembesuknya ribut sekali. Ditegur-ditegur baik-baik sama suamiku bilang, bu kalau mau cerita di luar karena istriku hitensi. Tidak boleh mendengar suara ribut. Terus ada seorang perawat bilang kalau mau tenang, mau hidup, mau tenang ambil ke ruangan VIP,” ujarnya melalui via telpon WhatsApp, Minggu (14/09)

Keesokan harinya, dugaan pelayanan diskriminatif kembali dirasakan. Suami Dewi yang sempat berpindah ke ranjang pasien kosong karena petugas kebersihan ingin mengepel, langsung ditegur dengan nada keras.
“Hei Ibu Dewi kasih bangun itu suami ta, jangan suruh tidur di atas di tempat tidur itu rusak nanti punya roda. Itu tempat pasien, kasih bangun suruh di lantai tidur,” ucapnya menirukan ucapan perawat tersebut.
Menurut Dewi, perlakuan itu terkesan berbeda jika dibandingkan dengan pasien lain yang masih bebas menggunakan ranjang kosong tanpa teguran. Bahkan, ia mengaku anaknya juga sering ditegur saat keluar masuk ruangan, sementara keluarga pasien lain dibiarkan.
“Anakku keluar masuk ditegur, kalau suamiku di tempat tidur ditekaki, tapi kalau keluarganya biar ribuki, berteriak di dalam tidak ditegur,” tambahnya.
RSUD Labuang Baji Makassar Kecolongan, Pencuri Beraksi di Ruang Rawat, Keamanan Disorot
Lebih jauh, Dewi menyebut seorang perawat bernama Nuraeni Karaeng Jintang bahkan mengaku sebagai “pengganti direktur RSUD” dan berbicara dengan nada kasar.
“Mulut Nuraeni Karaeng Jintang sangat kasar, dia kata-katai suamiku ‘A*ji*g, S*ta*g’, Ker*bau, bahkan suamiku mau di keroyo di rumah sakit,” ungkap Dewi.
Merasa tidak nyaman, Dewi akhirnya memilih pulang meski kondisi kesehatannya belum pulih.
“Padahal saat itu saya harusnya masih dirawat, karena pelayanan rumah sakit sangat buruk, jadi saya putuskan pulang,” katanya.
Atas kejadian tersebut, Dewi meminta pemerintah segera turun tangan mengevaluasi pelayanan di RSUD Lanto DG Pasewang.
“Kita minta lakukan evaluasi ya, karena kurang ajar sekali cara pelayanannya. Dia membeda-bedakan, memihak pasien lain karena keluarganya,” tegas Dewi.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya mendapatkan klarifikasi pihak RSUD Lanto DG Pasewang terkait dugaan pelayanan buruk dan diskriminasi tersebut.
Editor: Ramli
Sumber: Dewi/Umar
Tinggalkan Balasan