MAKASSAR, MATANUSANTARA –Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Pelabuhan Makassar terus genjot pemanggilan saksi-saksi terkait kasus dugaan pelecehan di wahana rumah hantu pasar malam kawasan pelabuhan Paotere.
Perkembangan kasus tersebut disampaikan lansung oleh Ipda Irvandi selaku penyidik yang menangani laporan ketiga korban yang diketahui satu korban seorang remaja dibawa umur inisial R (15), ibu rumah tangga (IRT) inisial M (22) dan seorang gadis inisial F (23)
Kasus Pelecehan di Wahana Pasar Malam Paotere Polisi Genjot Saksi, Gempak HAM: Seret Yang Terlibat
“Kami sudah mempertemukan pemilik wahana dan korban, namun ketika korban diperlihatkan foto para pekerja, kata korban foto yang diperlihatkan orang yang dimaksud tidak ada” katanya saat ditemui awak media, Selasa (09/07/2024)
Namun kata penyidik, korban menyebutkan ciri-ciri terduga pelaku pelecehan yang diketahuinya.
” Katanya korban ciri-cirinya memakai id card, postur tubuhnya tinggi besar” beber Ipda Irvandi
Saksi dan Korban Pelecehan di Wahana Rumah Hantu Sudah Diperiksa, Polisi Segera Periksa Terlapor
Ketika ciri-ciri yang dimaksud korban didapatkan penyidik, Ipda Irvandi mencoba galih informasi kepada saksi wahana rumah hanya, namun para saksi menyebut sudah pulang ke kampung halamannya setelah mengetahui korban melapor.
“Dari keterangan saksi-saksi mereka mengatakan memang ada ciri-ciri tersebut, namun sudah balik ke Pangkep” ujar penyidik PPA.
Meski terduga pelaku kabur, tapi kami terus berupaya mendapatkan identitas orang tersebut dengan cara meminta informasi ke ketua panitia pelaksana pasar malam Paotere
“Informasi dari korban terduga pelaku memiliki id card, otomatis ketua panitia sebelum membuat id card setidaknya meminta tanda pengenal dan meminta foto orang yang ingin dibutakan id card, insah Allah kami akan memanggil ketua panitia guna mendapatkan informasi atau data orang yang seperti disebutkan korban dan saksi wahana rumah hantu” tegasnya Ipda Irvandi.
Kronologi Pelecehan
Korban pertama inisial N (22) seorang ibu rumah tangga (IRT) menjelaskan pada malam ketika area dadanya diremas oleh oknum panitia, ketika malam itu dirinya mengunjungi wahana pasar malam bersama dengan rombongan sekitar 10 orang,
“Saat itu sewaktu saya masuk di rumah hantu, saya dilecehkan dengan cara diremas oleh orang yang tidak dikenal lantaran situasi didalam rumah hantu sangat gelap gulita, malam itu bukan saja saya yang dilecehkan namun ada dua orang kemanakan dan sepupu saya ikut dilecehkan” ujar N kepada awak media.
Polisi Layangkan Surat ke Korban Pelecehan di Wahana Pasar Malam Paotere, Begini Isinya
Korban kedua inisial F (23) korban yang ikut dilecehkan, sepupu dari N, senada dengan korban pertama bahwa ketika dirinya juga dilecehkan dengan cara di rabah dibagian area dadanya.
“Kalau saya malam itu, saya di rabah-rabah dan di remas dibagian area dada ku” ujarnya
Berbeda dengan korban ketiga yang masih berumur 15 tahun yang berinisial R mengatakan dirinya dilecehkan dengan cara tangannya masuk kedalam bajunya.
“Itu tangannya awalnya pinggang saya dipegang, saya kira teman ku ji, saya baru tahu ketika itu tangan mulai memegang perut saya ingin dimasukan kedalam bea saya, baru ka sadar saya dilecehkan” ujarnya
Saksi Peristiwa Pelecehan.
Aksi pelecehan didalam rumah hantu tersebut diduga sudah berulangkali terjadi namun tidak ada yang berani berbicara atau melapor ke pihak kepolisian.
“Malam itu, menurut informasi pengunjung bahwa dirinya juga perna dilecehkan pada saat masuk didalam, ada juga warga setempat yang bermukim daerah pasar malam berkata bahwa aksinya sudah berulang kali namun tidak ada yang berani berbicara dan melapor ke Polisi” ujar salah satu rombongan ketiga korban inisial NM saat bersaksi dihadapan awak media.
Hironisnya, kata saksi inisial AP, suami dari N korban pertama, mengatakan pada malam kejadian saat dirinya mendampingi rombongan ketiga korban, pihak aparat penegak hukum (APH) setempat diduga tidak bertindak
“Lucuhnya malam itu, padahal banyak anggota Polisi yang berjaga namun biar satu orang tidak ada yang datang di lokasih keributan” ungkapnya.