Sosok Salawati Daud: Wali Kota Perempuan Pertama di Makassar yang Terlupakan Sejarah

By Matanusantara

MAKASSAR, MATANUSANTARA — Nama Salawati Daud mungkin terdengar asing bagi generasi muda, namun ia pernah mencetak sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin Kota Makassar. Dilantik pada 1949, di masa awal pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, Salawati menjabat di tengah situasi politik yang bergejolak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari situs Wikipedia.org, Salawati Daud Wali Kota Makassar ke-4
dengan masa jabatan 27 Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950. Namun sayangnya ia tidak tercatat atau masuk daftar mantan wali kota Makassar di situs resmi Pemerintah.

Sejarah Deretan Wali Kota Makassar dari Tahun 1945 Hingga 2025, 4 Nama Pejabat Tidak Tercatat!!

Lahir di Maluku, Salawati dikenal sebagai sosok yang berani dan vokal. Ia masuk ke lingkaran politik melalui perjuangan kemerdekaan dan kemudian aktif di Partai Komunis Indonesia (PKI). Keberaniannya menembus dominasi politik laki-laki membuatnya menonjol, tetapi afiliasinya dengan PKI kemudian menjadi beban sejarah.

Mata Nusantara Hadir, Media Online Independen, Pengawal Keadilan dan Aspirasi Rakyat

Pasca peristiwa 30 September 1965, Salawati ikut terseret dalam gelombang penangkapan dan pembersihan politik. Namanya perlahan dihapus dari narasi sejarah resmi. Tidak ada monumen, tidak ada nama jalan di Makassar yang mengabadikannya, meskipun ia pernah menjadi simbol terobosan perempuan di dunia politik Sulawesi Selatan.

“Salawati adalah figur yang kompleks. Ia pionir kepemimpinan perempuan, namun nasibnya dibungkam oleh sejarah politik,” kata seorang peneliti sejarah lokal, yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Cikal Bakal Sejarah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan Sebelum Ditetapkan Jadi Makassar

Keberadaan Salawati Daud kini lebih banyak dikenal di lingkaran akademisi dan pemerhati sejarah, sementara publik luas hampir tidak mengenalnya. Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, penelusuran ulang jejak tokoh seperti Salawati menjadi penting untuk melihat sejarah dengan perspektif utuh, termasuk sisi yang sengaja dilupakan.

Bagikan Informasi Ini
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!