MAKASSAR, MATANUSANTARA –Dilansir ABC News, menjelaskan kronologi pelaku aksi penyerangan brutal pria di pusat perbelanjaan di Westfield Bondi Junction di timur Sydney, Australia, pada soreh hari Sabtu 13 April 2024 sebelum ditembak mati oleh seorang Polisi Wanita (Polwan) Senior.
Menurut informasi yang dihimpung oleh ABC News, bahwa pelau tiba di mal tersebut pada pukul 15:10 waktu setempat.
Belum jelas ke mana dia mengarah, tetapi pelaku kemudian sempat meninggalkan pusat perbelanjaan itu.
Namun Pelaku kembali ke Bondi Junction 10 menit berselang atau sekitar pukul 15.20 dan kemudian mulai bergerak melewati area tengah mal tersebut, lalu mulai menikam pengunjung mal.
Pengunjung yang menyadari serangan tersebut seketika panik dan beberapa di antaranya melakukan panggilan darurat untuk melaporkannya kepada pihak kepolisian. Seketika, polisi menerima banyak laporan tentang insiden itu.
Seorang saksi mata, mengatakan bahwa pelaku yang berkemeja hijau mulai menikam orang lain tanpa pandang bulu.
Aksi Brutal Pria di Pusat Perbelanjaan Australia Telah Menewaskan 6 Orang Pengunjung
Para pengunjung pun berteriak dan saling memperingatkan untuk berlari. Beberapa pengunjung dapat melarikan diri, tetapi sebagian di antaranya berlindung di toko-toko yang ada di pusat perbelanjaan tersebut.
Saksi mata lainnya, Vernon Michael, mengaku melihat pelaku yang bersenjatakan pisau besar berjalan dengan tenang dan menaiki eskalator ke lantai atas.
PELAKU DILUMPUHKAN
Pelaku akhirnya dapat dilumpuhkan oleh seorang polisi senior. Polisi yang baru saja tiba di pusat perbelanjaan itu sempat mendapatkan informasi dari sejumlah pengunjung yang berhasil meloloskan diri ke luar gedung.
Berbekal informasi tersebut, dia mencoba melacak dan mengejar pelaku ke lantai atas. Wanita tangguh itu dilaporkan membuntuti pelaku naik ke lantai lima Bondi Junction. Saat menyadari kehadiran polisi wanita senior itu, pelaku berbalik dan menghunuskan pisau serta berupaya menyerang.
Namun, polisi dengan sigap memperingatkan sebelum melepaskan tembakan ke arah pelaku. Seketika pelaku penikaman tumbang dan menghembuskan nafas terakhir.
Satu orang dengan berani berdiri di puncak eskalator dan menahan penyerang sebentar.
Aksi Brutal Pria di Pusat Perbelanjaan Australia Telah Menewaskan 6 Orang Pengunjung
Unit polisi yang merespons sedang dalam perjalanan, namun tindakan seorang inspektur polisi wanita yang tidak disebutkan namanya yang sudah berada di area tersebut lah yang mengakhiri aksi penikaman tersebut.
“[Penyerang] berbalik, menghadap dia dan mengangkat pisau,” kata Asisten Komisaris Polisi NSW Anthony Cooke.
Pihak Kepolisian belum sempat memerinci berapa banyak tembakan yang dilepaskan, tetapi beberapa saksi mengatakan mereka mendengar tiga tembakan.
HANYA SATU PELAKU
Pada saat itulah sejumlah pembeli yang tidak menyadari adanya insiden penikaman tersebut, mendengar suara tembakan. Beberapa pengunjung seketika panik lantaran takut dengan adanya penyerang bersenjata susulan dan melarikan diri.
Petugas pusat perbelanjaan mengunci pintu toko mereka dengan sejumlah pelanggan yang masih berada di dalam.
Beberapa orang lainnya membantu pengunjung keluar melalui pintu keluar di area gudang. Pada saat itu, polisi bersenjata lengkap sudah berada di lokasi kejadian dan menggeledah daerah tersebut.
Dengan begitu, laporan awal yang menyebutkan bahwa ada lebih dari satu pelaku teror tidaklah benar. Polisi kemudian mengkonfirmasi bahwa pria yang ditembak mati itu merupakan satu-satunya pelaku aksi teror.
Kendati begitu, sejauh ini polisi belum mampu mengungkap motif pria tersebut. Polisi juga menegaskan bahwa tidak ada indikasi terorisme dalam serangan tersebut.
Sebelumnya diberitakan seorang pria berusia sekitar 40 tahun ditembak hingga tewas ditempat setelah melakukan aksi brutal disalah satu pusat perbelanjaan Westfield Bondi Junction di timur Sydney, Australia, pada soreh hari Sabtu 13 April 2024.
Atas aksinya tersebut, Enam orang pengunjung yang terdiri dari empat perempuan dan seorang laki-laki meninggal di tempat.
Seorang perempuan lainnya meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit.
Sementara 8 orang lainnya, mengalami luka-luka, termasuk seorang anak berusia sembilan bulan masih dirawat di rumah sakit dan beberapa dalam kondisi kritis.
Komisioner Polisi NSW, Karen Webb, menyebut polisi belum mengetahui secara jelas motif penikaman tersebut, akan tetapi, indikasi awal menunjukkan serangan itu tidak terkait dengan terorisme.
“Tidak ada indikasi bahwa seseorang menjadi target tetapi hal itu bisa berubah,” katanya.
Terpisah Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha mengatakan setelah kejadian itu, Konsulat Jenderal RI di Sydney segera berkoordinasi dengan Kemlu Australia dan kepolisian setempat untuk memastikan adanya korban WNI.
“Kami juga menghubungi simpul-simpul masyarakat Indonesia, dan dipastikan hingga saat ini, tidak ada informasi korban WNI dalam serangan itu,” ucap Judha.
Dia menyebut jumlah WNI di Sydney sekitar 10.000 orang, yang sebagian besar adalah pelajar/mahasiswa dan pekerja migran. KJRI menyediakan nomor telepon bantuan +61 4034 544 478 bagi WNI yang menghadapi situasi darurat terkait insiden tersebut.