Ujian Nurani di Balik Gunung Uang Rp13 Triliun: Setahun Prabowo: “Hukum Diuji oleh Nafsu”
JAKARTA, MATANUSANTARA — Gunungan uang senilai Rp13 triliun berdiri megah di Gedung Kejaksaan Agung. Tumpukan itu bukan sekadar hasil sitaan kasus korupsi, melainkan simbol betapa mahal harga sebuah keadilan di negeri yang masih bergulat antara kekuasaan dan nurani.
Presiden Prabowo Subianto, dalam peringatan setahun pemerintahannya (20/10/2025), tidak sekadar memuji Kejaksaan atas keberhasilannya mengembalikan uang negara. Ia menyentuh sisi yang lebih dalam — hati nurani di balik penegakan hukum.
Dua Warga Pinrang Diduga Bandar Narkoba Kebal Hukum, Begini Respon Polisi
“Jangan kriminalisasi sesuatu yang tidak ada, untuk alasan apa pun,” tegas Prabowo, suaranya tenang tapi mengguncang ruang sidang Kejagung.
Kalimat itu seperti teguran lembut bagi mereka yang memakai toga dan seragam bahwa hukum tanpa hati hanyalah alat kekuasaan yang kehilangan makna.
Daftar Lengkap RUU Disetujui DPR RI, Babak Baru Reformasi Hukum dan Keadilan Sosial Dimulai
Keadilan yang Seharusnya Bernyawa
Keberhasilan Kejaksaan Agung mengembalikan Rp13 triliun hasil korupsi ekspor CPO memang patut diapresiasi.
Namun, di balik kebanggaan itu, muncul pertanyaan yang menggigit, Apakah hukum kita hanya tegas pada angka, tapi tumpul pada rasa?
Dasar Hukum Penjualan Batu Bara dan Syarat Perjanjian Jual-Beli yang Sah
Prabowo menyindir praktik “mencari-cari perkara”, terutama terhadap rakyat kecil. Ia mengutip contoh nyata anak SD yang ditangkap karena mencuri ayam, dan seorang ibu yang dijerat hukum hanya karena memetik pohon.
“Penegak hukum harus punya hati,”
ujarnya, dengan nada yang lebih seperti nasihat seorang ayah kepada anaknya.
Blok Wanita Rutan Makassar Jadi Lokasi Sosialisasi Hukum Narkotika oleh Mahasiswa Unhas
Gunung Uang dan Cermin Nurani
Gunungan uang Rp13 triliun itu berdiri sebagai saksi. Ia bukan sekadar bukti keberhasilan hukum, tapi juga pengingat bahwa di balik setiap lembar rupiah,
ada penderitaan rakyat yang pernah dikhianati.
Ketika uang hasil korupsi bisa kembali ke kas negara,
rakyat kecil masih berjuang melawan ketidakadilan di ruang sidang tanpa kuasa.
Investigasi Kriminal & Kejahatan Digital Hukum dan Penegakan Keamanan Siber
Prabowo seperti ingin menyampaikan pesan tersirat:
keadilan sejati bukan tentang berapa besar uang yang disita, tetapi seberapa adil hukum melayani mereka yang tak punya suara.
Hukum dan Nafsu: Dua Jalan yang Tak Boleh Bertemu
“Hukum tanpa empati,” ujar seorang pengamat, “adalah pedang tanpa gagang ia bisa melukai siapa pun, termasuk pemegangnya.”
Pengacara Henry Pakpahan Ancam Laporkan Balik, Sebut Laporan Cacat Hukum
Peringatan Prabowo kepada Kejaksaan dan Kepolisian agar tidak melakukan kriminalisasi bukan sekadar seruan etis, melainkan peringatan moral di tengah godaan kekuasaan.
Sebab, hukum yang dikendalikan nafsu akan kehilangan fungsinya sebagai pelindung,
dan berubah menjadi alat untuk menaklukkan.
Lapas Parepare Gelar Penyuluhan Hukum, WBP Antusias Bertanya
Setahun Pemerintahan: Dari Simbol ke Substansi
Setahun setelah dilantik, Prabowo berbicara bukan dari podium politik, melainkan dari depan tumpukan uang hasil korupsi panggung moral yang lebih simbolik daripada retoris.
Ia menjanjikan uang itu akan digunakan untuk membangun 8.000 sekolah dan 1.100 desa nelayan.
Bagi sebagian orang, itu hanyalah janji; namun bagi Prabowo, itu adalah manifestasi dari kalimatnya:
“keadilan sosial bukan slogan, tapi tanggung jawab.”
Geger di Parepare! 12 Tersangka Diciduk Operasi Sikat 2025, Ada Kasus Pembunuhan Hukuman 15 Tahun
Refleksi Akhir: Hukum Harus Bernyawa
Diakhir pidatonya, pesan Prabowo bergema melebihi nilai uang yang diserahkan. Ia seolah ingin mengingatkan, keadilan bukan tentang pasal, tapi tentang hati.
Karena ketika hukum berhenti di meja sidang dan lupa menengok ke kehidupan rakyat kecil,
maka gunung uang setinggi apa pun tak akan mampu menebus kehilangan kepercayaan publik.
“Keadilan sejati bukan yang diumumkan di depan kamera, tetapi yang dirasakan oleh mereka yang hidup tanpa sorotan.”
Editor Ramli
—

Tinggalkan Balasan