MAKASSAR, MATANUSANTARA –Rokok ilegal merek King Garet kembali menjadi buah bibir masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel). Meski sempat ditindak oleh Bea Cukai di Kabupaten Jeneponto, rokok ini kini justru semakin bebas beredar di berbagai kabupaten/kota di Sulsel.
Yang mengkhawatirkan, sejumlah warga menduga rokok ini mengandung zat aneh yang membuat efek “melayang” bagi penggunanya.
Rokok ilegal ini dijual murah hanya Rp22.000 per bungkus dengan isi 20 batang.
Tersedia dalam dua varian warna pembungkus, merah dan hitam, rokok ini disebut-sebut punya rasa yang mengalahkan rokok legal yang harga Rp40 ribuan.
Salah satu penikmatnya yang ditemui, yang bernama H. Ady Purmadi, mengaku sempat ketagihan karena efek yang ditimbulkan dari rokok tersebut.
Polda Sulbar Berhasil Bongkar Peredaran Rokok Ilegal dan Menyita Ribuan Barbuk
“Saya heran, ini rokok rasanya terlalu nikmat. Baru satu batang saja, rasanya kepala bisa enteng dan pikiran melayang-layang. Jangan-jangan ada campuran zat aneh di dalamnya,” ungkap H. Ady, ditemui Minggu malam (13/6/2025).
Ia mendesak aparat penegak hukum, khususnya Bea Cukai, agar tidak tinggal diam. Di menilai, penyebaran rokok ilegal King Garet yang semakin marak di Sulsel, menandakan adanya rantai distribusi besar yang belum tersentuh hukum.
Resmi di Tekken, Pemerintah Larang Jual Rokok Perbatang, Begini Aturan Mainnya
“Sisir dulu semua toko, warung, kios yang jual King Garet. Kemudian cari produsennya dan tangkap karena ini rokok ilegal tentu merugikan negara. Kemudian bongkar apa kandungannya. Kalau ada kandungan berbahaya, maka tangkap pemiliknya karena rakyat bisa jadi korban,” tegasnya.
Sebelumnya, Bea Cukai sempat mengamankan puluhan ribu batang rokok ilegal King Garet di Jeneponto.
Namun tak lama setelah itu, rokok ini kembali menjamur di pasaran. Banyak pihak menduga ada kelonggaran pengawasan atau bahkan praktik pembiaran dalam rantai distribusinya.
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari Bea Cukai terkait kenapa rokok ilegal yang diduga berbahaya ini masih bebas dijual secara terbuka di Sulawesi Selatan.