GOWA, MATANUSANTARA — Pembinaan kemandirian di Lapas Narkotika Kelas IIA Sungguminasa terus berkembang ke arah yang lebih produktif dan inspiratif. Salah satu buktinya terlihat dari keterlibatan aktif Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam kegiatan kerajinan tangan yang mengangkat kekayaan budaya lokal, yakni pembuatan miniatur rumah adat dan perahu tradisional.
Miniatur yang dikerjakan WBP mencerminkan nilai estetika sekaligus semangat pelestarian budaya, mulai dari Rumah Adat Tongkonan khas Toraja, rumah adat Balla Lompoa, hingga ikon maritim Sulawesi Selatan: Perahu Phinisi. Aktivitas ini bukan hanya menjadi wadah menyalurkan bakat dan kreativitas, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang menjanjikan jika dikembangkan ke pasar yang lebih luas.
Desak Kanwil Dirjenpas Sulsel Copot Kalapas Bollangi, Gerak Misi Gelar Unras di Alauddin
Kalapas Narkotika Sungguminasa, Gunawan, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan yang berkesinambungan dan memiliki nilai tambah nyata.
“Kami ingin agar setiap WBP tidak hanya menjalani masa pidana dengan baik, tetapi juga keluar dengan keterampilan yang berguna. Pembuatan miniatur rumah adat dan perahu Phinisi ini adalah contoh konkret bagaimana nilai-nilai budaya lokal bisa dikembangkan menjadi produk kreatif bernilai jual,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa aktivitas-aktivitas seperti ini memiliki dampak positif dalam proses reintegrasi sosial, membangun rasa percaya diri, dan membuka jalan bagi kemandirian ekonomi setelah bebas.
Besok Gerak Misi Gelar Unras Didepan Kanwil Dirjenpas dan DPRD Sulsel, Diduga Gegara Lapas Bollangi
“WBP kami selalu disibukkan dengan kegiatan positif. Ini bagian dari semangat kami untuk menjadikan Lapas sebagai tempat pembinaan yang produktif, bukan hanya sebagai tempat menjalani hukuman,” tegasnya.
Dengan pendampingan dari petugas yang berkompeten dan sistem pembinaan yang terarah, karya-karya hasil WBP ini diharapkan mampu tampil dalam pameran kerajinan maupun event UMKM, sebagai wujud nyata kontribusi Lapas terhadap program industrialisasi pemasyarakatan dan pemulihan sosial berbasis budaya.