BIPA Unesa Hadirkan Metode Mendongeng Digital untuk Latih Keberanian Mahasiswa Asing
SURABAYA, MATANUSANTARA — Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali mencuri perhatian setelah menggelar pembelajaran kreatif yang berfokus pada keterampilan berbicara bagi mahasiswa asing, Jumat (14/11/2025).
Sebanyak tujuh mahasiswa asal Korea dan Tiongkok mengikuti kelas khusus yang dipandu pendongeng nasional sekaligus mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Harris Rizki.
Mereka terdiri dari: Yang Hao (Niko), Xin’tong Zhao (Aprilia), Guo Yuze (Kevin), Meixi Liu (Meilani) dari Tiongkok, serta Minsoo Kwon, Subin Hyun, dan Heiji dari Korea Selatan. Seluruhnya sedang menjalani studi Bahasa Indonesia melalui Program BIPA Fakultas Bahasa dan Seni Unesa.
Metode Mendongeng Digital, Cara Baru Latih Berbicara
Dalam sesi tersebut, Harris Rizki memperkenalkan metode mendongeng digital sebagai strategi membangun keberanian mahasiswa asing berbicara Bahasa Indonesia.
Melalui aplikasi khusus, para pembelajar diminta membuat cerita pendek, merekam suara, dan membacakan kembali cerita tersebut dengan memanfaatkan ekspresi, intonasi, dan alur yang menarik.
Pendekatan ini langsung menghidupkan suasana kelas. Para mahasiswa lebih berani bereksperimen menggunakan Bahasa Indonesia meskipun berada pada level pemula dan menengah.
Yang Hao (Niko) mengaku metode tersebut membuatnya tidak lagi canggung berbicara di depan teman-temannya. Xin’tong Zhao (Aprilia) mengatakan baru memahami penggunaan intonasi Bahasa Indonesia setelah mencoba membacakan cerita melalui aplikasi.
Dua mahasiswa lain, Kevin dan Meilani, bahkan memadukan unsur budaya Tiongkok dalam cerita mereka sehingga mencuri perhatian peserta lainnya.
Tiga mahasiswa dari Korea — Minsoo Kwon, Subin Hyun, dan Heiji — sepakat bahwa mendongeng digital membuat kosakata dan struktur kalimat lebih mudah dipahami dan digunakan dalam percakapan.
Apresiasi dari Ketua Program BIPA Unesa
Ketua Program BIPA Unesa, Octo Dendy Andriyanto, S.Pd., M.Pd., memberikan apresiasi tinggi atas keterlibatan Harris dalam pengajaran. Ia menyebut metode mendongeng sebagai pendekatan efektif untuk membangun rasa percaya diri mahasiswa asing.
Menurut Octo, keberhasilan mengajar penutur asing ditentukan oleh kemampuan membuat mereka berani berbicara terlebih dahulu, dan metode mendongeng terbukti menjawab kebutuhan tersebut. Selain meningkatkan kelancaran berbicara, metode berbasis cerita juga memperkaya pemahaman budaya Indonesia.
Kelas yang Interaktif, Hangat, dan Humanis
Pembelajaran berlangsung dalam suasana hangat, penuh tawa, dan saling mendukung. Para mahasiswa secara sukarela tampil membacakan cerita masing-masing. Dosen BIPA yang hadir menilai metode ini sangat membantu, terutama bagi pembelajar asing yang sering merasa tertekan dalam situasi formal.
Pendekatan kreatif ini membuat proses belajar terasa lebih natural, menyenangkan, dan mengurangi rasa takut membuat kesalahan.
Komitmen Unesa untuk Pendidikan Bahasa Indonesia Modern
Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Unesa dalam menghadirkan pembelajaran BIPA yang modern, humanis, dan adaptif terhadap kebutuhan mahasiswa internasional.
Melalui kolaborasi antara pengajar BIPA dan praktisi seperti Harris Rizki, Unesa berharap semakin banyak pelajar asing yang tertarik mempelajari Bahasa Indonesia.
Pengalaman tujuh mahasiswa asal Korea dan Tiongkok ini menunjukkan bahwa mendongeng digital dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan keberanian, kelancaran, dan kreativitas mereka saat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia.
Editor: Ramli
Sumber: Rudi Sudiarjo.

Tinggalkan Balasan