MAKASSAR, MATANUSANTARA – Viral video dua bocah kecil yang memungut sisa makanan usai perayaan HUT ke-80 RI di Lapangan Sultan Hasanuddin, Gowa, menuai keprihatinan publik. Di tengah sorotan tajam terhadap kemiskinan yang masih membelit masyarakat, langkah cepat Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman, justru menjadi sorotan positif.
Senin malam (18/8/2025), Aldy bersama sejumlah anggotanya menyambangi rumah sederhana orang tua kedua bocah tersebut di Kompleks Agus Salim. Kedua anak bernama Syamsul dan Muh. Aidil itu masih duduk di bangku SD Inpres Bertingkat, sementara orang tuanya sehari-hari berjualan sayur untuk menyambung hidup.
“Saya datang karena rasa prihatin dan kemanusiaan. Kami ingin bersilaturahmi sekaligus memberikan perhatian,” tutur Aldy di hadapan keluarga kecil itu.
Viral! Bocah di Gowa Pungut Makanan Sisa Perayaan HUT RI, inikah Merdeka?
Bukan sekadar datang, Kapolres juga mengundang mereka ke Mapolres Gowa untuk memenuhi harapan sederhana Syamsul dan Aidil: memiliki sepeda.
“Mereka punya harapan punya sepeda, dan alhamdulillah, doanya terkabul. Besok kami akan berikan masing-masing satu sepeda sambil bermain di Polres,” jelas Aldy.
Skandal Pungli Kesehatan, Pasien BPJS Gowa Dikenakan Biaya Liar
Respons cepat Kapolres Gowa ini memicu perbandingan dengan pemerintah daerah yang hingga kini belum menunjukkan langkah nyata terkait kondisi sosial keluarga tersebut. Bagi sebagian warga, sikap Aldy dianggap lebih merepresentasikan empati negara kepada rakyat kecil.
Analisis Sosial
Kasus sederhana ini kembali menyingkap jurang kepekaan sosial antara aparat penegak hukum dan pemerintah daerah. Sering kali, peran kemanusiaan justru lebih cepat ditunjukkan aparat kepolisian ketimbang instansi yang memang memiliki kewenangan mengurus kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks ini, Kapolres Gowa tampil bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga simbol empati negara. Sementara itu, pemerintah daerah terlihat lamban merespons, padahal problem kemiskinan dan keterbatasan akses ekonomi masih nyata di Gowa.
Di usia kemerdekaan ke-80, peristiwa dua bocah pemungut sisa makanan ini seharusnya menjadi tamparan: bahwa kemerdekaan sejati belum sepenuhnya dirasakan masyarakat kecil.
Editor: Ramli