MAKASSAR, MATANUSANTARA -– Sebelum Indonesia meraih kemerdekaan, sejarah mencatat Kota Makassar yang kala itu menjadi pusat perdagangan penting di timur Nusantara, dipimpin oleh serangkaian tokoh yang ditunjuk langsung oleh Pemerintahan Kolonial Belanda.
Catatan sejarah menunjukkan, periode ini diwarnai oleh pergantian kepemimpinan yang relatif cepat, kecuali beberapa figur yang bertahan lama di kursi wali kota.
Wali Kota Terlama di Makassar Sepanjang Sejarah, Tiga Periode Dengan Segudang Misteri
Nama J.E. Dambrink menjadi salah satu yang paling lama memimpin, menjabat sejak 1918 hingga 1927, sebuah masa yang penuh dinamika perdagangan rempah dan pembangunan infrastruktur kota.
Ia digantikan oleh J.H. De Groot (1927–1931), yang memimpin di tengah situasi ekonomi dunia yang tertekan oleh Depresi Besar.
Mata Nusantara Hadir, Media Online Independen, Pengawal Keadilan dan Aspirasi Rakyat
Berlanjut, tongkat kepemimpinan dipegang G.H.J. Beikenkamp (1931–1932), Ir. F.C. Van Lier (1932–1933), serta Ch.H. Ter Laag (1933–1934) yang masa jabatannya relatif singkat, menandakan periode transisi kebijakan kolonial di Makassar.
Pada 1934, J. Leewis memimpin selama dua tahun sebelum akhirnya digantikan oleh H.F. Brune pada 1936. Brune menjadi wali kota terakhir di era kolonial Belanda hingga Jepang menduduki Makassar pada 1942.
More Read
Wali Kota Terlama di Makassar Sepanjang Sejarah, Tiga Periode Dengan Segudang Misteri
Kepemimpinan para wali kota ini tidak lepas dari peran mereka sebagai perpanjangan tangan pemerintah kolonial, di mana kebijakan yang diterapkan lebih berpihak pada kepentingan Belanda, namun juga meninggalkan jejak pembangunan seperti tata kota, pelabuhan, dan jaringan transportasi yang masih dikenali hingga kini.
Editor: Ramli
Sumber : Situs Pemkot Makassar