Nyaris Diperas! 3 Oknum TNI AD Diduga Sekap Warga 5 Hari di Hotel, Ini Klarifikasi Dansat POM Makassar
MAKASSAR, MATANUSANTARA — Kasus yang kembali mencoreng citra aparat militer mencuat di Sulawesi Selatan (Sulsel) Seorang warga sipil asal Kabupaten Bone berinisial AA, mengaku menjadi korban penyekapan dan pemerasan yang diduga dilakukan oleh tiga oknum anggota aktif TNI AD di Makassar.
Ketiga oknum tersebut disebut meminta uang hingga Rp20 juta dan menahan korban selama lima hari di dua hotel berbeda.
Dari hasil wawancara MataNusantara.co.id dengan korban, para oknum diduga berasal dari satuan berbeda dan terlibat dalam praktik penagihan layaknya debt collector.
Dua di antaranya, Pratu ATG dan Pratu FM, diketahui bertugas di Balai Kesehatan Angkatan Darat (Bekang) Makassar, sementara satu lainnya, Koptu RZ, berdinas di Markas Polisi Militer (POM) AD Makassar.
Modus dan Kronologi Penyekapan
Kasus ini mencuat setelah AA menceritakan pengalamannya disergap di Jalan Pettarani, Makassar, pada Kamis (16/10/2025). Ia mengaku dibenturkan dan dipaksa masuk ke mobil milik Koptu RZ.
“Saya dibentur oleh Sertu ATG dan FM, lalu dibawa ke Hotel Aswin,” ujarnya kepada MataNusantara.co.id, Jumat dini hari (24/10/2025).
Selama lima hari, AA dipindahkan dari Hotel Aswin ke Hotel Mutiara, tidak jauh dari markas dinas Koptu RZ.
“Hari pertama saya diancam oleh ATG dan FM mau dibawa ke kantor POM, padahal saya warga sipil. Saya juga diancam kalau cerita ke orang, mulutku mau dipecah,” ungkapnya.
Ironisnya, AA juga mengaku selama penyekapan itu ia ditekan hingga mental hancur untuk mencari uang Rp20 juta agar bisa dilepaskan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus ini bermula dari tuduhan penggelapan mobil rental Brio merah. Namun AA menegaskan bahwa para oknum sudah mengetahui kendaraan tersebut bermasalah.
“Itu mobil dari awal ATG tahu kalau bermasalah. Tapi dia tetap mau ambil, padahal banyak sudah yang mau beli sebelum saya dibentur dan disekap selama 5 hari,” jelasnya.
Lebih lanjut, AA mengaku emas milik pacarnya yang dijadikan jaminan diduga diambil paksa oleh Koptu RZ, dari tangannya, pada hari Senin (20/10/2025)
“Koptu RZ ambil paksa emasnya pacarku tiga gram kalau tidak salah, pada waktu singgah makan di Gowa sama Koptu RZ, sehari sebelum saya kabur” katanya.
Beruntungnya, kata korban, di hari kelima itu tepatnya Selasa (21/10/2025). pada saat pacarnya hendak ke Pegadaian kecelakaan dan diberikan kesempatan keluar sendiri.
“Itu hari saya sepakat kalau emas pacar saya gadaikan untuk kasih itu uang, besoknya pas mau ke pegadaian, pacarku kecelakaan di Pallangga. Saat itu saya berusaha yakinkan Koptu RZ agar diberikan ijin melihat pacarku, Ahamdulillah saya dijinkan keluar sendiri, jadi saya tancap gas dan tidak kembali-kembalima” kata AA
AA juga mengaku beberapa kali diancam akan diserahkan ke Resmob Polda Sulsel bila tak segera membayar.
“Saya terauma. Selama lima hari saya tidak bisa kemana-mana tanpa Koptu RZ. Dikasih makan bayarnya saya, bayar hotel saya, memang saya dikasih HP tapi semua dalam pengawasan, kerugian saya banyak mana lagi emasnya pacarku yang diambil Koptu RZ mau digantikan pacarku” tuturnya.
Terpisah, Komandan Satuan Polisi Militer (Dansat POM) Makassar, Kapten Hendro, menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti informasi tersebut.
“Besok saya periksa mereka. Karena informasinya masih sepihak, kami perlu klarifikasi dulu,” ujarnya saat ditemui di salah satu warkop, Kamis (30/10).
Sehari kemudian, Kapten Hendro kembali dikonfirmasi awak media, Ia mengatakan Koptu RZ sudah diperiksa dan membenarkan informasi yang disampaikan awak media.
“Tadi saya sudah tanyai, dan ceritanya sama seperti yang disampaikan kemarin,” ujarnya melalui telepon WhatsApp, Jumat (31/10).
Namun, kata Hendro, Koptu RZ membantah adanya penyekapan seperti tudingan korban dengan dalih AA bebas gunakan main HP dan makan diluar.
“Cuman dia bilang kalau berbicara masalah penyekapan itu, tidak ada, Komandan. Karena artinya si AA itu juga dipegangin HP, kemudian kalau makan keluar sama-sama,” tutur Kapten Hendro menirukan keterangan bawahannya.
Saat dikonfirmasi kembali terkait dua oknum lainnya, Kapten Hendro belum memberikan tanggapan lebih lanjut hingga berita ini diterbitkan.
Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan