MAKASSAR, MATANUSANTARA – Momentum awal musim juga tidak berpihak pada PSM. Setelah menahan imbang Bhayangkara FC (1-1), mereka langsung bertolak ke Sumatra untuk menantang Semen Padang pada 22 Agustus di Stadion Haji Agus Salim. Semen Padang sendiri sedang dalam kepercayaan diri tinggi usai menumbangkan Dewa United (2-0).
Namun sayangnya, saat bermain di Stadion Haji Agus Salim PSM Makassar harus rela berbagi point dengan skor imbang yaitu (1-1). Jadwal terus berlanjut tanpa jeda berarti karena setelah itu PSM akan menjamu Persebaya, klub yang juga tengah berada dalam tren positif.
Tekanan berat laga tandang dan kualitas lawan yang dihadapi di pekan-pekan awal membuat PSM tidak memiliki ruang untuk memperbaiki kelemahan secara menyeluruh.
Taktik Tavares Mulai Terbaca
Tidak hanya dari sisi teknis dan jadwal, faktor pelatih juga mulai disorot. Cara Bernardo Tavares meramu strategi dinilai stagnan dan mulai terbaca lawan. Pola permainan yang selama ini memberi kejutan pada lawan kini tak lagi efektif. Lawan terlihat lebih siap membaca alur serangan PSM bahkan mampu memanfaatkan ruang kosong di lini tengah dan belakang.
Kegagalan PSM mendaftarkan Savio Roberto akibat kendala administrasi juga menjadi pukulan tambahan. Meski Alex Tanque dan Lucas Dias sudah bergabung dan langsung dimainkan, Tavares mengakui performa kolektif timnya masih jauh dari ideal.
Secara keseluruhan, turunnya performa PSM Makassar di awal Super League dipengaruhi oleh sejumlah faktor besar, minimnya uji coba, sanksi FIFA, skuad yang tidak pernah lengkap saat persiapan, absennya pemain kunci, jadwal padat, hingga menurunnya ketajaman taktik yang diterapkan pelatih. Kombinasi semua elemen tersebut membuat Pasukan Ramang sulit menunjukkan jati diri sebagai tim papan atas.