MAKASSAR, MATANUSANTARA –Pemerintah Kota Makassar memastikan Program Seragam Sekolah Gratis bagi siswa baru tingkat SD dan SMP Negeri tetap berjalan sesuai rencana.
Meskipun sempat muncul keraguan publik menjelang tahun ajaran baru, Pemkot menegaskan proses pengadaan kini memasuki tahap final dan distribusi akan dimulai bulan Juli ini secara bertahap.
Sekretaris Kota Makassar, A. Zulkifly Nanda, menyampaikan bahwa proses tender telah selesai dan saat ini tengah menunggu finalisasi administrasi serta pendampingan dari Aparat Penegak Hukum (APH), termasuk probity audit sebelum masuk tahap produksi dan distribusi.
“Dinas Pendidikan dan Bagian PBJ telah bekerja menyelesaikan dokumen kontrak dan koordinasi teknis. Insya Allah distribusi mulai terlaksana bulan ini,” ujar Zulkifly di Kantor Balai Kota Makassar, Kamis (10/7/2025).
Menurutnya, program tetap berjalan dan tidak dibatalkan, hanya saja distribusinya dilakukan bertahap, mengingat waktu yang terbatas sebelum sekolah dimulai pada 14 Juli 2025.
“Distribusi tidak bisa serentak karena proses produksi dan penyalurannya untuk puluhan ribu siswa memerlukan waktu. Kemungkinan baru dimulai sekitar seminggu setelah sekolah masuk,” jelasnya.
Zulkifly menyebut, sebanyak 31 penyedia telah terverifikasi di etalase pengadaan. Jika tidak ada kendala, proses pemilihan penyedia segera dimulai, dan kapasitas produksi dipastikan mencukupi.
Pengadaan seragam ini berasal dari anggaran efisiensi belanja daerah, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 dan surat edaran efisiensi nasional. Total anggaran yang disiapkan mencapai Rp11,49 miliar, dialokasikan untuk 66.000 seragam bagi 33.000 siswa baru SD dan SMP.
“Anggaran ini masuk dalam prioritas pelayanan pendidikan. Semua proses pengadaan telah sesuai regulasi, dari tender hingga kontrak payung dan penetapan harga serta spesifikasi,” tambahnya.
Seragam yang dibagikan pada tahap awal terdiri dari satu setel seragam putih-merah untuk SD dan putih-biru untuk SMP. Sedangkan seragam batik dan olahraga belum termasuk dalam pengadaan tahun ini.
“Spesifikasi dan harga sudah dikunci. Volume produksi berbeda tergantung kapasitas penyedia,” ujar Zulkifly.
Terkait kekhawatiran orang tua murid, Zulkifly memastikan bahwa sekolah akan mendapat arahan agar tidak mewajibkan siswa baru langsung memakai seragam pada masa orientasi.
“Bisa saja masa orientasi dilakukan tanpa seragam. Nanti kami atur teknisnya bersama Dinas Pendidikan,” ucapnya.
Ia juga mengimbau seluruh sekolah tidak melakukan penjualan seragam kepada orang tua. Pemkot telah menyiapkan surat edaran larangan jual beli seragam di lingkungan sekolah.
“Orang tua tidak diwajibkan membeli. Pemerintah akan membagikan seragam secara gratis. Tapi bagi yang mampu dan ingin membeli sendiri, juga tidak dilarang,” jelasnya.
Zulkifly menekankan bahwa program ini merupakan bentuk komitmen Pemkot dalam pelayanan pendidikan dan transparansi anggaran.
“Kalaupun ada dinamika di lapangan, itu akan menjadi catatan evaluasi untuk tahun depan. Tapi untuk tahun ini, program tetap kami laksanakan,” pungkasnya.