SEMMI Sesalkan Bupati Tinggalkan Aceh Selatan Saat Banjir Melanda Daerah
ACEH, MATANUSANTARA — Keputusan Bupati Aceh Selatan tetap berangkat menunaikan ibadah umrah di saat wilayahnya dilanda banjir besar menuai kritik keras. Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Aceh Selatan menilai langkah tersebut tidak mencerminkan prioritas kepemimpinan di tengah situasi darurat.
Ketua Umum PC SEMMI Aceh Selatan, Heriadi, SH, menyayangkan keputusan bupati yang tetap bepergian ketika sejumlah kecamatan terendam banjir, akses jalan terputus, dan ratusan warga terpaksa mengungsi.
“Kami sangat menghormati ibadah umrah, tetapi ini bukan persoalan ibadahnya. Ini soal prioritas kepemimpinan. Musibah sedang terjadi, rakyat sedang kesusahan, akses jalan terputus, ratusan orang mengungsi, tetapi bupati justru memilih pergi. Ini keputusan yang tidak bijak,” tegas Heri kepada media, Kamis (04/12/2025)
Anggota Dewan Desak PLN Beri Kebijakan Korban Bencana Aceh, Dua Permintaan Difokuskan
Ia menegaskan bahwa umrah merupakan ibadah sunnah yang secara syariat bisa dijadwalkan ulang, terlebih bagi pejabat publik yang memegang amanah besar.
“Rakyat membutuhkan pemimpinnya hadir, bukan hanya memberi arahan dari jauh. Kehadiran bupati di lapangan sangat penting untuk memastikan bantuan tepat sasaran, memantau evaluasi, serta memberikan ketenangan moral kepada warga yang terdampak banjir,” kata Heri.
Update Terbaru BNPB 3 Desember 2025 Bencana Alam di Tiga Provinis: Aceh, Sumut, dan Sumbar
Krisis Kepercayaan Publik Dinilai Bisa Muncul
SEMMI menilai tindakan bupati tersebut berpotensi menimbulkan krisis kepercayaan publik. Dalam keadaan darurat, masyarakat berharap kepala daerah berada di garis depan, bukan absen ketika bencana terjadi.
“Keputusan seperti ini bisa mengikis rasa percaya masyarakat. Pemimpin semestinya hadir saat rakyat menghadapi masa-masa tersulit,” ujar Heri.
Perayaan Natal PPD HKBP Distrik X Medan Aceh Dipadati Ribuan Jemaat
Tiga Desakan SEMMI Aceh Selatan
Melalui pernyataan resminya, SEMMI Aceh Selatan mendesak pemerintah kabupaten untuk.
1. Mengutamakan penanganan banjir secara cepat, efektif, dan terkoordinasi.
2. Memastikan distribusi logistik berlangsung merata dan tepat sasaran.
3. Menghadirkan seluruh pejabat penting, termasuk bupati setelah kembali dari umrah, untuk memimpin langsung penanganan bencana.
“ Kami berharap ke depan tidak ada lagi keputusan yang mengabaikan rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Aceh Selatan membutuhkan pemimpin yang hadir di saat rakyat menghadapi masa-masa tersulit,” tutup Heri. (RAM/Rifqi).

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan