Waspada Pemalsuan Batu Bara di Atas Kapal, Otoritas Diminta Perketat Pengawasan Maritim
MAKASSAR, MATANUSANTARA —Praktik pemalsuan dan pencampuran (mixing) batu bara di pelabuhan muat kembali menjadi perhatian serius para pelaku industri dan pengawas maritim. Kali ini Matanusantara akan membahasa modus yang diduga kerap terjadi menjelang pengiriman ke luar negeri.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, dimana batu bara dari beberapa tambang berbeda dicampur untuk meningkatkan nilai kalori atau bahkan sebaliknya, diturunkan kualitasnya demi keuntungan sepihak.
Tangis Ibu Rumah Tangga di Bulukumba Pecah Usai Ketahuan Bawa Sabu, Akui Terdesak Ekonomi
Dalam sejumlah kasus, mixing dilakukan secara sengaja oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan memanipulasi spesifikasi kontrak antara penjual dan pembeli.
Akibatnya, pembeli mengalami kerugian karena kualitas batu bara tidak sesuai dengan sertifikat pengujian (certificate of analysis) yang disepakati sebelumnya.
Prabowo Lantik 10 Duta Besar Baru RI, Dorong Diplomasi Ekonomi Global
“Masalah utama dalam rantai ekspor batu bara bukan hanya pada volume, tetapi pada keaslian dan legalitas muatan di atas kapal. Pemeriksaan di pelabuhan muat menjadi titik paling rawan yang perlu diawasi ketat oleh pemerintah dan verifikator independen,” ungkap salah satu narasumber di sektor pelayaran batu bara, Sabtu (19/10/2025).
Pemantauan di Laut, Titik Kritis Rantai Pasok Energi
Selain tahap pelabuhan, perjalanan kapal pengangkut batu bara di laut juga menjadi titik rawan penyimpangan. Hilangnya sebagian muatan, perubahan kualitas akibat pencampuran ilegal, hingga pencurian di tengah pelayaran (losses at sea) masih kerap terjadi.
Lima Sektor Andalan Dorong Ekonomi Lombok Tengah Tahun 2024
Karena itu, perusahaan asuransi kini mewajibkan pemegang polis kargo batu bara untuk melakukan pelaporan posisi dan kondisi muatan secara berkala. Bahkan beberapa pelaku industri telah menggunakan sistem pelacakan digital berbasis satelit (GPS Tracking) yang terintegrasi dengan dokumen elektronik kapal.
Tiga Aspek Kunci yang Harus Dipastikan
1. Radiation dan Inspeksi Ulang (Re-Inspection):
Pemeriksaan radiasi dan uji ulang kualitas wajib dilakukan sesaat setelah kapal meninggalkan pelabuhan untuk memastikan tidak ada perubahan fisik atau kimiawi pada batu bara.
NTB Terpuruk, Ekonomi Minus 0,82 Persen di Kuartal II 2025
2. Kontrak yang Memuat Klausul Verifikasi:
Kontrak jual-beli (sales agreement) harus mencantumkan klausul verifikasi pasca-pemuatan agar pembeli memiliki dasar hukum kuat dalam menolak muatan yang tidak sesuai spesifikasi.
3. Pemanfaatan Teknologi Digital:
Dengan pengawasan real-time, potensi pemalsuan data dan penggantian dokumen seperti bill of lading atau certificate of origin dapat diminimalisir.
Ekonomi Bali Bangkit, Pertumbuhan 5,95 Persen Dorong Sektor Pariwisata
Koordinasi Lintas Lembaga Jadi Kunci
Minimnya koordinasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan lembaga verifikasi independen disebut sebagai penyebab utama maraknya praktik illegal loading atau under declaration — di mana jumlah batu bara yang diangkut tidak sesuai dengan yang dilaporkan.
“Negara bisa kehilangan potensi penerimaan pajak dan royalti dari praktik semacam ini. Karena itu, sinergi lintas lembaga harus segera diperkuat,” tegas sumber tersebut.
Sulsel Bertahan di Peringkat 22, Ekonomi Tumbuh 4,94 Persen
Menjaga Kredibilitas Batu Bara Nasional
Batu bara bukan sekadar komoditas ekspor, tetapi juga penopang penerimaan negara dan perekonomian daerah. Karena itu, setiap rantai pasok mulai dari tambang, pelabuhan, hingga ekspor harus diawasi dengan sistem yang transparan dan akuntabel.
Penerapan sistem audit digital, pengawasan terpadu, serta ketegasan aparat pengawas menjadi langkah mutlak untuk mencegah praktik manipulatif yang mencoreng citra industri tambang nasional.
Editor: Ramli
Sumber: www.kapaldanlogiarik.com

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan